Dialah neneknya TK-TPA

Dialah Neneknya TK-TPA (bagian 2 dari 2 Tulisan)
Oleh
Komari Bin Karmani

Amanah sebagai Ketua lembaga Muslimah Wahdah Islamiyah Gowa.
Selama 2 periode penuh selama 8 tahun, dia diberi amanah menjadi ketua Lembaga Muslimah. Semua program-program kerja lembaga dirancang untuk mensukseskan program pendidikan al-Qur'an yang digelutinya. Jiwa raganya, perhatian bahkan hampir setiap tarikan nafasnya selalu berorientasi pada pendidikan al-Qur'an, dia begitu menjiwai bidangnya ini. Apatah lagi sang suami kala itu menjabat ketua LPTKA (lembaga pembinaan TK-TPA al-Qur'an) yang kemudian menjadi ketua DPC Wahdah Islamiyah Gowa; menjadikan pendidikan al-Qur'an sebagai program utama. Walaupun program-program lainnyapun juga mendapatkan perhatian dan bisa berjalan.
Sebagai ketua Lembaga Muslimah dengan anggota pengurus lain yang sebagian besar adalah binaan-binaannya, menyebabkan hampir semua ide-idenya menjadi sebuah keputusan Lembaga Muslimah, termasuk memasukkan tim Dirosa akhwat dalam struktur kepengurusan Lembaga Muslimah. Dengan tim ini, Lembaga Muslimah Gowa aktif bergerilya mendatangi masyarakat untuk dibina melalui program Dirosa (Dirasah Orang Dewasa). Siapapun dari elemen kaum muslimin diajak kerjasama dalam program pembinaan, seperti para ketua majelis taklim, tokoh-tokoh masyarakat, istri-istri pejabat bahkan lembaga islam lain.
Lembaga muslimah di bawah kepemimpinannya seakan-akan hidup, bergerak melakukan kerja-kerja dakwah. Semua personil Lembaga Muslimah baik yang lama maupun yang baru dikerahkan sebisa-bisanya untuk membina kaum Muslimin. Bagi yang belum PD (percaya diri) atau yang masih rendah PD-nya, diadakan aneka pelatihan-pelatihan secara rutin berkala; agar mereka siap terjun ke masyarakat untuk berdakwah melalui program Dirosa (Dirasah Orang Dewasa). Dan banyak di antara pembina Dirosa yang berhasil membina dirinya menjadi seorang da’iyah/ muballighot.
Bukti lain keseriusannya dalam pendidikan al-Qur'an adalah kegiatan kursus tartil al-Qur'an dan studi banding TK-TPA di pulau Jawa yaitu AMM Yogyakarta (balitbangnas LPTQ; pusat IQRA’), Yayasan Raudhatul Mujawwidin Semarang (pusat metode Qiroaty) dan Pesantren Virtual Al-Qur'an Nurul Falah Surabaya (pusat metode Tilawati). Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 kali angkatan yang diikuti oleh tidak kurang dari 15 pasang (suani istri) pengajar al-Qur'an di TK-TPA maupun Dirosa dengan biaya yang sebagian besar ditanggung oleh lembaga.

Ujianpun akhirnya datang.
Sudah menjadi sunnatullah, bahwa setiap manusia akan mendapatkan ujian yang sesuai dengan kadar keimanannya.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَّقُوْلُوْا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Artinya : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi (QS. Al-Ankabut : 2).
Orang –orang yang beriman pasti akan mendapatkan ujian, sebagai pembuktian keimanannya; apatah lagi bagi orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai da’i/da’iyah yang memperjuangkan agama Allah .
Pembinaan di Gowa dengan berbasiskan pada pendidikan al-Qur'an, ternyata mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari masyarakat. Di samping memasyarakatkan manhaj salaf, juga memperkenalkan lembaga Wahdah Islamiyah dengan berbagai ciri khasnya, seperti jilbab besar bahkan cadar, kaos kaki dan lain-lain. Masyarakat menjadi terbiasa dengan penampilan-penampilan seperti itu, dan dapat bergaul dengan mereka.
Selain tanggapan positif juga ada tanggapan-tanggapan yang miring, yang mencari kelemahan-kelemahannya. Dia dituding-tuding sebagai orang mencari popularitas lewat wahdah, mendompleng wahdah, mencari keuntungan pribadi dengan menerbitkan buku-buku. Kata-kata seperti ini meluncur deras bagaikan anak panah lepas dari busur, menghunjam dada dan mencabik-cabiknya. Kenapa kata-kata yang pedas seperti itu harus keluar, tidak adakah kata-kata yang lebih santun. Hatinya sakit sekali seiring makin melemahnya fisik, karena infeksi saluran kencing dan sakit gulanya. Kata-kata pedas itu selalu menginyang-inyang di telinganya, bahkan sampai berbulan-bulan lamanya.
Apakah yang mereka tuduhkan itu benar ? Apakah benar dirinya sudah memanfaatkan Wahdah untuk kepentingan pribadinya ? Jika memang benar maka sungguh celakalah . Semua jerih payahnya akan sia-sia.
Hanya kepada Allah-lah dia mengadukan semua semuanya. Dengan seksama suami mendengarkan semua aduan sang istri. Kemudian memberikan arahan dan hiburan; bahwa dalam dakwah pasti ada tribulasi-tribulasi, tidak usah terlalu difikirkan. Tidak boleh mundur dari perjuangan, apatah lagi sampai menarik dukungan atau meninggalkan Wahdah Islamiyah. Tidak boleh ada dendam, kita adalah kader-kader Wahdah Islamiyah yang sama-sama berjuang untuk Islam, kita masih mengganggap Wahdah sebagai lembaga yang paling cocok dengan kita. Kita berdakwah untuk Allah , mencari ridha-Nya bukan untuk mencari keridhaan manusia. Jika teman-teman di Wahdah menganggap baik dan mau mengembangkan, maka mari kita sama-sama kembangkan. Jika mereka tidak berkenan, kita bisa kembangkan sendiri. Kita sudah lihat tanggapan masyarakat tentang Dirosa yang begitu antusias.
Berdasarkan semua pertimbangan, maka ketua DPC Wahdah Islamiyah Gowa-kala itu adalah suaminya sebagai ketua- memberikan solusi bahwa untuk sementara tim Dirosa akhwat berada satu atap dengan tim Dirosa Ikhwan yaitu dibawah koordinasi LP3Q Gowa, sambil menunggu kebijakan dari DPP Wahdah Islamiyah.

SK itu menjadi obat duka lara.
Waktu terus berjalan, mengikuti sunnatullah. Manusia hanya bisa merencanakan, bisa berbuat tetapi hasilnya mutlak di tangan Allah . Manusia tidak tahu ada apa dibalik semua peristiwa yang terjadi. Apa hikmah dari semua ini, dan bagaimana kelanjutannya. Semuanya hak mutlak di tangan Allah  .
LP3Q DPP Wahdah Islamiyah sebagai lembaga penanggungjawab pendidikan al-Qur'an dengan garapan TK-TPA, pendidikan al-Qur'an orang dewasa, dan tahsinul qira’ah; membentuk tim telaah terhadap metode pengajaran al-Qur'an bagi orang dewasa yang merupakan hasil karya karya kader Wahdah Islamiyah. Tugas tim adalah menelaah dan memutuskan metode mana yang lebih layak dipakai dan ditetapkan sebagai program nasional Wahdah Islamiyah. Dan keputusan tim telaah menetapkan bahwa Dirosalah yang layak dipakai bagi semua kader Wahdah Islamiyah pada pengajaran al-Qur'an orang dewasa.
Lega, gembira, bahagia, dan aneka perasaan suka cita menyelimutinya, begitu pula anggota tim Dirosa lainnya. Ada kesempatan bagi Dirosa secara legal kelembagaan untuk berkembang di semua binaan Wahdah Islamiyah seluruh Indonesia. Terlebih lagi dengan turunnya SK (surat Keputusan) DPP Wahdah Islamiyah tentang Dirosa kemudian diikuti dengan acara Lounching Dirosa dan lokakarya nasional LP3Q ; membuat dia seakan-akan telah melupakan semua duka lara selama ini. Apatah lagi dalam acara tersebut, dia mendapatkan penghargaan sebagai Pelopor pendidikan al-Qur'an Wahdah Islamiyah bersama 5 ustadz lainnya.
Bersama suami-yang sekarang diberi mandat sebagai ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah- dia kawal Dirosa dan TK-TPA hingga benar-benar eksis di seluruh cabang/binaan. Pelatihan demi pelatihan diadakan, dari daerah satu ke daerah yang lain terus digalakkan. Sulsel, Sulbar, Sultra, Sulteng, Kaltim, Jawa dan Papua Barat telah dijelajahi. Bukan semata-mata agar Dirosa dan TK-TPA bisa diterapkan di sana tetapi lebih dari itu, bahwa Dirosa dan TK-TPA menjadi sarana rekrutmen kader dan jembatan bagi pembinaan kepada masyarakat, yang akan mempercepat eksistensi Wahdah Islamiyah di daerah. Walaupun begitu, tim Dirosa akhwat Gowa tetap konsisten memberikan pembinaan-pembinaan kepada masyarakat Gowa dengan menyebarkan tidak kurang dari 50 tenaga ustadzah.

Tetap eksis di dunia TK-TPA.
Jiwanya begitu terpaut dengan TK-TPA, hampir setiap tarikan nafasnya, denyutan jantungnya dan lintasan fikirannya selalu mengarah kepada TK-TPA. Dia terus berupaya ada inovasi-inovasi dalam pendidikan al-Qur'an di TK-TPA sehingga kualitas santri bisa meningkat. Rapat kecil-kecilan bersama suami, diskusi membicarakan upaya peningkatan kualitas pengajaran TK-TPA selalu dilakukan setiap waktu. Banyak perbincangan-perbincangannya mengarah ke TK-TPA. Seperti gayung bersambut, sang suami mampu mengimbangi semua ide-idenya yang muncul kapan saja.
Setelah lepas dari semua jabatan di Lembaga Muslimah, dia kembali membuat gerakan baru di TK-TPA yaitu pengajaran baca al-Qur'an metode Tilawati. Perkenalannya dengan metode Tilawati terjadi tanpa di sengaja. Berkat jasa seorang temannya di Ngawi, dia diperkenalkan dengan penulis metode Tilawati dan sempat beliau memberikan presentasi tentang metode Tilawati di Sragen pada jam 22.00 wib. dihadapan para Pembina Dirosa yang sedang studi banding dan kursus tartil al-Qur'an di AMM Yogyakarta. Rupanya dia tertarik, karena proses pengajaran metode Tilawati sangat mirip dengan Dirosa yang dia kembangkan. Setelah presentasi kedua metode Tilawati oleh Penulisnya dihadapan Ustadz/ah TK-TPA binaan LP3Q Gowa, mantaplah untuk mempelajari lebih lanjut, maka diberangkatkanlah rombongan Ustadz/ah untuk kursus standarisasi pengajar al-Qur'an metode Tilawati di Surabaya. menerapkan dan menguji dan membandingkan. Hasilnya, bahwa metode Tilawati mempunyai banyak kelebihan dibanding metode lainnya. Penerapan metodeTilawati di TK-TPA Nurul Istiqamah kemudian diikuti oleh TK-TPA lainnya. Apatah lagi setelah suaminya ditunjuk oleh Tilawati Pusat di Surabaya sebagai Ketua cabang Tilawati di Gowa; seakan mendapatkan payung baru untuk lebih berkreasi ataupun berkarya. Dibentuklah tim Tilawati baik ikhwan maupun akhwat, yang bertugas mengadakan pelatihan-pelatihan Ustadz/ah demi peningkatan kualitas santri. Sistem pelatihan Ustadz/ah dirancang dan diterapkan, dengan sistem baru.
Dialah Ummu Sunarsih atau biasa dipanggil dengan Mbak Narsih, kini dia hidup bahagia bersama suami dan 2 putrinya. Di rumahnya yang sederhana itu di dekat jembatan kembar Sungguminasa ada TK-TPA Nurul Istiqamah, ada KKI akhwat yang dia tangani, ada pelatihan-pelatihan Ustadz/ah TK-TPA secara berkelanjutan, ada juga konveksi pakaiannya sebagai penopang ekonomi keluarga. Selamat berkarya…… ustadzah. Lanjutkan perjuanganmu. Ummat masih sangat membutuhkan tenagamu. Maju terus, pantang mundur. Tenagamu masih sangat dibutuhkan dalam dunia Spendidikan al-Qur'an.

0 komentar:

Posting Komentar

Kelas VIII: Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras

Pengikut