Metodologi Pengajaran Materi Penunjang


Metodologi Pengajaran Materi Penunjang TK-TPA
Oleh
Sunarsih

Cakupan Bahasan
• Pengertian
• Tujuan Materi Penunjang
• Metodologi Pengajaran secara Umum Materi Penunjang
• Praktek Pengajaran tiap materi Penunjang.

A. Apa yang dimaksud Dengan Materi Penunjang ?



B. Apa tujuan Pengajaran Materi Penunjang di TK-TPA ?
• Praktek sholat : pemberian pemahaman kaifiyah sholat
• Amalan Ibadah Shalat : pembiasaan tunaikan shalat
• Amal Harian : pembiasaan akhlak yang baik dalam aktifitas harian.
• Muatan Lokal ( ibadah praktis, sirah nabawi, akidah islam, akhlak anak islam); pengenalan dasar-dasar keislaman.

C. Metodologi Pengajaran Secara Umum Materi Muatan Lokal (Dinul Islam) TK-TPA
• Santri membaca secara bergantian terhadap materi yang ditargetkan.
• Ustadz/ah menjelaskan secara singkat materi tersebut dengan bahasa yang sederhana; disertai dengan aneka peraga yang ada, diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
• Tanya jawab tentang materi tersebut.

D. Praktek Pengajaran Materi Penunjang TK-TPA
Ibadah Praktis
- Penjelasan singkat tentang ibadah
- Thaharah
- Shalat
- Puasa
- Zakat
- Haji
Akhlak Anak Islam
- Pengertian akhlak
- Alloh
- rasul
- Al-Qur'an
- Orangtua
- Diri Sendiri
Akidah Islam
Pengertian akidah : al aqdu = Ikatan, percaya. Kalimat tauhid Laa ilaha illallah
- رَضِيْتُ بِاللهِ رَبّاً (*) وَبِالْإِسْلاََمِ دِيْناً (*) وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيّاً وَّرَسُوْلاً
Sirah Nabawi
- Penjelasan tentang sirah nabawi
- Masa perkembangan nabi Muhammad 
- Masa terutusnya sebagai nabi
- Peristiwa-peristiwa penting sebelum hijrah
- Rasulullah  dan kaum Muslimin hijrah ke Yatsrib
- Kehidupan baru di Madinah
- Wafatnya Rasul 

Langkah-langkah Mendirikan TKA-TPA

LANGKAH-LANGKAH PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN TK-TPA
SEBUAH TINJAUAN PRAKTIS

A. Latar belakang
TK-TPA : Kemauan siapa ?
1. Da’i.
2. Masyarakat.
3. Sekolah.
4. Organisasi.
5. Person
Penjelasan :
1. Jika da’i sendiri yang mau, maka langkah awalnya sbb :
a. Mulailah dari keluarga: anak-anak, kemenakan, adik dll, usahakan paling sedikit 5 anak. Kemudian dikelola sebagaimana sistem TK-TPA .
b. Buat target-target yang akan dituju
2. Jika masyarakat, yang menghendaki , maka :
a. Tawarkan persyaratan-persyaratan (pengelolaan yang Anda miliki) dll, tidak bertentangan dengan Syar’i.
b. Gerakkan dan libatkan tokoh-tokoh masyarakat.
c. Siapkan sarana dan prasarana yang memadai.
d. Ajaklah masyarakat bermusyawarah dan bentuklah secara formal, hubungilah instansi terkait ( Imam desa, KUA, DEPAG, LP3Q DPP, dll ).
3. Sekolah.
a. Hubungilah guru-guru dan ajaklah kerjasama.
b. Mintalah fasilitas yang bisa dimanfaatkan.
c. Pilihlah metode yang sesuai.
d. Bentuklah secara formal.
4. Organisasi
a. Konsultasikan dulu dengan Pimpinan organisasi ( atasan ) minta pendapat dan pertimbangannya.
b. Berilah batasan sejauh mana bentuk kerjasama agar tidak terjadi tumpang tindih ( tabrakan) jadwal, komando, dan tujuan.

B. Perhatikan Sikon ( Situasi dan kondisi ).

1. Kuasai medan dakwah..
a. Daerah perkotaan.
- Pendidikan yang tinggi.
- Pegawai, pedagang, buruh , swasta.
- Fasilitasserba ada, ; media elektronik, a tau cetak.
- Berpengaruh terhadap akhlak; kasar, keras, suka membangkang, cepat pasrah/ menyerah.
b. Daerah pedesaan.
- Pendidikan yang rendah.
- Tani, peternak.
- Pekebun, nelayan.
- Fasilitas serba kurang.
- Berpengaruh terhadap akhlak; lembut, penurut, hormat dll.
Oleh karena itu, seorang Da’i harus pandai menempatkan dirinya, sekaligus mampu mencari solusi yang tepat dan cepat terhadap semua persoalan yang muncul.

2. Kuasai cara-cara pengelolaannya/ pendirian TK-TPA.
a. Bekalilah diri Anda dengan pengetahuan khusus ( Keahlian ) tentang TK-TPA. Misalnya kursus 1 bulan atau magang atau PPL ke TK-TPA yang sudah mapan, maju; studi banding tentang administrasi, aktivitas, pengelolaan dll.
b. Datalah santri yang ada ( minimal 10 santri ).
c. Carilah tenaga Pengajar ( dari elemen masyarakat yang mendukung ). Bentuklah kepengurusan, bekali mereka dengan pelatihan ( penataran ) ustadz/ah. Hubungi Tim Penatar LP3Q DPP atau Lembaga sejenisnya.
d. Setelah berjalan beberapa saat dan dipandang sudah layak diresmikan, maka kita buatkan acara peresmian ( bisa dirangkaikan dengan penamatan yang pertama / demo kemampuan santri) dan mengundang tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat setempat.
e. Bimbinglah dan arahkan menurut jalurnya masing-masing :
- Santri belajar sesuai dengan program, kurikulum; harian, pekanan, semester.
- Ustadz/ah atau pengerus, jalinlah kerjasama yang harmonis, rapat harian rutin, pendalaman materi klasikal/ privat, kajian Islam Intensif.
- Masyarakat/ orangtua santri :
i. Adakan pengajian POS ( persatuan orangtua santri )/ majlis taklim umum sekali sebulan.
ii. Bina kerjasama yang baik. Misalnya dengan pelayanan baca tulis Al Qur'an bagi orang dewasa ( Dirosa ).
iii. Tingkatkan silaturrohmi dengan orangtua santri atau anggota majlis taklim.
f. Tingkatkan dan galilah sumber dana, dengan cara :
i. Cari donatur tetap/ tidak tetap.
ii. SPP santri ( bisa beras, kelapa, coklat, jagung dll, nanti diuangkan.)
iii. Infaq harian santri/ orangtua santri.
iv. Depot TK-TPA.
v. Usaha-usaha lain ; kalender, stiker, baju seragam santri, bikin buku santri dll.
vi. Untuk perkotaan; libatkan para Pembina dalam Les privat baca tulis Al Qur'an dan sebagian uang tranfortnya disisihkan untuk TK-TPA.
g. Berilah tunjangan/ santunan kepada para Pembina menurut kadar kemampuan keuangan TK-TPA.

Selamat berjuang dan selamat mencoba
Jangan cepat putus asa dan menyerah
Insya Alloh akan berhasil
Tetapi harus bersabar

Problematika Dakwah : Satu Kader Satu

Menyoal SKS ( satu kader satu)
oleh
Komari
A.Mukaddimah.
Rasulullah  diutus bagi manusia untuk menyempurnakan akhlaknya, mengarahkan kehidupan, membimbing agar sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Dengan demikian kehidupannya dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki selama di dunia apatah lagi nanti di akherat.
Lembaga dakwah adalah sarana , alat yang dipakai untuk tujuan dakwah, agar dakwah dapat sampai kepada kaum muslimin. Dakwah sebagai proses pembinaan, bimbingan, transfer ilmu dapat berjalan dengan sebaik-baiknya secara efektif dan efisien.
Da’i da’iyah, muballigh/ah, ustadz/ah, murabbi/yah dan apapun sebutannya adalah pelaku dakwah. Di tangannyalah berjalan atau mandegnya dakwah ini. Mereka harus berfikir keras untuk mencari format dakwah yang paling pas dengan segala tuntutan situasi dan kondisi terkini, baik dalam tataran materi, urutan penyampaian materi, metode penyampaian, atau target-target yang ingin dicapai dalam satu jenjang pembinaan (marhalah). Jika ini tidak dilakukan, maka akan berakibat pada proses dakwah tersebut, yaitu dakwah akan tampak monoton, tidak kreatif, kurang variatif, kurang komunikatif, beku, tidak PAKEM (pengajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) yang berakibat juga pada rendahnya respon positif mad’u terutama kader pemula.
SKS (satu kader satu) merupakan program yang cemerlang dan strategis. SKS merupakan penajaman dari dakwah fardiah yang telah dilaksanakan secara alami (yang terlibat dan waktunya tidak dibatasi). SKS menggerakkan tiap kader, agar tiap kader dalam jangka waktu tertentu dalam menggaet, merekrut dan membawa (minimal) satu orang untuk diikutkan dalam daurah SKS, yang kemudian diaktifkan dalam halaqah-halaqah tarbiyah.

B.Pelaksanaan SKS.
Program SKS dicanangkan secara Nasional dalam Musyawarah Kerja pada Nopember 2009 dan sampai saat ini telah berjalan sebanyak 3 tahap. SKS tahap 1 telah berhasil dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan 37 % artinya hanya 37 % saja dari jumlah kader yang berhasil melaporkan daurah SKS-nya. Selebihnya 63% belum diketahui apakah berhasil mengadakan daurah SKS atau tidak.
Program SKS tahap kedua digulirkan dan telah berhasil dilaksanakan dengan tingkat keberhasilannya 32 %. Sedangkan program SKS tahap ketiga yang diharapkan selesai Desember 2010 belum diketahui secara pasti tingkat keberhasilannya.
Seluruh alumni daurah SKS akan ditindaklanjuti dengan Pembina secara rutin berjenjang dengan istilah Tarbiyah atau halaqah tarbiyah. Dalam halaqah-halaqah inilah, para alumni daurah SKS digodok, digembleng secara intensif sekali dalam sepekan agar menjadi kader dengan kualifikasi 5 M (mukmin, muslih, mujahid, muta’awin dan mutqin). Aneka “santapan rohani” siap disajikan oleh para murabbi/yah, ibarat botol kosong yang siap diisi dan dibentuk menjadi “kader” yang dapat juga dipekerjakan untuk dakwah di bawah bendera ahlu sunnah wal jama’ah dan dibawah satu komando.

C.Kenyataan
“Keberhasilan” program SKS telah diprediksikan di atas kertas. Hitungan-hitungan akan terjadinya percepatan atau bahkan pelipatgandaan jumlah kader telah dilakukan. Pengerahan kader dalam menyambut program SKS juga telah dilakukan. Namun hasilnya masih minim.
Hasil yang minim ini rupanya, bukan saja dalam hal jumlah peserta daurah SKS; tetapi mereka yang ikut daurah SKS-pun banyak yang tak “tamat”. Ada yang hanya mengikuti satu materi, dua materi saja. Banyak alasan-alasan yang dikemukakan untuk meninggalkan arena daurah, bahkan tidak jarang yang tiba-tiba menghilang.
Belum lagi mereka yang telah di”tarbiyahi” banyak juga masalahnya, baik dari sisi peserta atau murabbinya. Banyak halaqah-halaqah tarbiyah hasil SKS yang “tutup”karena “kehabisan”peserta atau ditinggalkan murabbinya. Walaupun sampai saat ini belum ada evaluasi secara resmi tentang hal ini, tapi berdasarkan informasi dari beberapa DPCdi Sulsel, Sulbar, Sulteng dan Sultra, beginilah kondisinya. Tentu kondisi ini sangat tidak kita inginkan. Perlu kajian yang mendalam tentang sebab-sebab dan kemungkinan terapinya, agar program SKS benar-benar efektif dan efisien.

D.Faktor-faktor Penyebab.
Banyak faktor yang berpengaruh pada “kurang” berhasilnya program SKS. Tetapi pada tulisan ini, kami hanya menitikberatkan pada 2 faktor saja. Pertama; Input, kedua; sistem daurah SKS.
Pertama : Input.
Yang dimaksud dengan input adalah para peserta daurah SKS, yang direkrut dari mana saja; teman kantor, teman kecil, tetangga, kenalan dan lain-lain dengan aneka latar belakang yang berbeda. Mereka sangat sedikit mendapatkan informasi tentang daurah apalagi tentang tarbiyah. Mereka masuk dalam situasi yang sama sekali baru dan sangat berbeda dengan situasi lingkungannya sebelumnya. Telah terjadi perubahan situasi yang sangat drastis dari sebelum tarbiyah dan setelah tarbiyah.
Secara sederhana perubahan situasi peserta SKS pada sebelum dan sesudah Daurah SKS adalah sebagai berikut :
Situasi Sebelum daurah SKS
Situasi Sesudah daurah SKS /tarbiyah
1.Belum terbiasa duduk mendengarkan materi selama 1,5-2 jam.
1.Dituntut untuk duduk selama 1,5-2 jam untuk mendengarkan materi disajikan.
2.Belum terbiasa duduk untuk mengaji al-Qur'an di depan orang banyak, apalagi jika harus diulang-ulang karena banyak yang salah baca.
2.Dituntut untuk mau membaca al-Qur'an di depan teman-temannya, mau diperbaiki, ditegur, mungkin ada yang mentertawai.
3.Belum terbiasa menghafal al-Qur'an
3.Dituntut untuk bisa menghafal al-Qur'an secara rutin dan memperdengarkannya di hadapan murabbi dan teman-temannya.
4.Pelaksanaan ibadahnya yang masih sesukanya.
4.Pelaksanaan ibadah yang selalu dikontrol dan diarahkan.
5.Belum punya kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu.
5.Dan lain-lain
6.Dan lain-lain

Intinya, telah terjadi loncatan situasi yang sangat jauh, perbedaan yang sangat mencolok sehingga banyak yang mengalami “shock” atau kaget berat. Mereka tidak siap baik secara fisik maupun mental. Akibatnya mereka banyak yang mundur secara teratur, sehingga banyak kelompok tarbiyah yang bubar.
Sementara kelompok tarbiyah sebelum program SKS terbentuk setelah melalui daurah maupun tanpa melalui daurah. Peserta direkrut dari mereka yang telah:
1.Aktif mengikuti taklim-taklim rutin atau kegiatan keagamaan lainnya.
2.Punya kemauan untuk menuntut ilmu agama.
3.Telah terbiasa dan memperhatikan ibadah-ibadah mahdah.
Perubahan situasi antara sebelum dan sesudah daurah tidak terlalu jauh lompatannya. Sehingga peserta daurah ini adalah mereka yang telah mempunyai kesiapan dalam kegiatan pembinaan-pembinaan lanjutan (tarbiyah). Tingkat keguguran peserta relatif lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang ikut daurah setelah program SKS dicanangkan.
Kedua : Sistem pengelolaan daurah SKS.
Sistem pengelolaan daurah paska program SKS dicanangkan, belum ada perbedaan dengan dengan pola lama. Metode penyajian masih dimonopoli dengan metode ceramah, dengan orientasi transfer ma’lumat. Demikian juga dengan keikutsertaann peserta dalam daurah begitu longgar. Sehingga tidak sedikit peserta yang hanya mengikuti sebagian materi saja. Bagaimana mungkin input yang berbeda kemudian diperlakukan dengan cara yang sama (daurah SKS), akan menghasilkan output yang sama ?

E.Usulan dan saran.
Agar program SKS dapat efektif dan efisien dengan mencermati faktor-faktor penyebab di atas, maka berikut ini kami berikan usulan-usulan sebagai berikut :
1.Yang berhubungan dengan Input/ Peserta.
Rekrutmen calon peserta daurah SKS adalah mereka yang telah aktif dalam taklim-taklim rutin, pembinaan awal seperti Dirosa (Dirasah Orang Dewasa).
2.Yang berhubungan dengan sistem pengelolaan Daurah.
Harus ada penyegaran sistem pengelolaan daurah; seperti komunikasi dua arah, dialog, penggalian informasi tentang tujuan, minat, bakat atau kecenderungannya.

F.Penutup

Apakah Kita Termasuk Hamba-hamba Yang Pandai Bersyukur







Oleh
K o m a r i , S. Pd.




A.Makna Syukur.

1.Menurut Bahasa.
a) شكر الذابة : Binatang melata yang menjadi gemuk yaitu jika tampak padanya bekas-bekas setelah banyak makan rumput.
b)ذابة شكور : Binatang melata yang gemuk yaitu jika tampak padanya kegemukan melebihi apa yang dimakannya.
2.Menurut Istilah.
a)Syukur adalah penampakan bekas-bekas nikmat kepada Alloh  di lisan hamba dengan memuji-Nya, di hati dengan mencintai-Nya dan di anggota badan dengan taat dan berserah diri kepada-Nya. (Ibnu Qoyyim )
b)Syukur adalah memanjatkan pujian kepada sang Pemberi nikmat atas keutamaan dan kebaikan yang diberikan kepada kita. Realisasi syukur meliputi 3 rukun yaitu mensyukuri nikmat itu secara batiniyah, mengucapkannya secara lahiriyah dan menggunakannya untuk ketaatan kepada Alloh  .
أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا
Artinya : " sesungguhnya Beliau berdiri sholat lail hingga bengkak kedua kakinya. Berkata Aisyah kepadanya : Kenapa Engkau kerjakan ini wahai Rosululloh padahal Alloh  telah mengampuni dosa-dosa Engkau yang lalu dan yang akan datang. Bersabda Rosul  : Bukankan Aku lebih pantas untuk menjadi hamba yang bersyukur " ( HR. Bukhori )
c)Syukur adalah pengakuan terhadap nikmat Alloh  yang disertai dengan rasa rendah diri, menyandarkan nikmat itu kepada Alloh  , memuji Pemberi nikmat dengan menyebut-nyebut nikmat-Nya, terpautnya hati dengan mencintai-Nya, anggota badan untuk taat kepada-Nya, dan lisan yang senantiasa berdzikir kepada-Nya. 

B.Keutamaan Syukur
dan Orang-orang yang Bersyukur.

1.Allah memerintahkan hambanya untuk bersyukur atas karunia.
فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
Artinya : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. QS:2:152
وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَّفِصَالُهُ فِيْ عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengan-dungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. QS. 31:14
2.Allah tidak mengadzab hamba-hamba yang bersyukur
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَءَامَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
Artinya : Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui QS: 4:14
3.Orang-orang yang bersyukur adalah orang yang diberikan kekhususan dengan karunia Allah dan mereka termasuk di antara hamba-hamba yang diberi anugerah.
وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُوْلُوْا أَهٰؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِيْنَ
Artinya : Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" QS. 6 : 53
4.Alloh  membagi manusia menjadi 2 yaitu orang yang bersyukur dan orang yang kufur nikmat. Allah membenci orang-orang yang kufur nikmat dan apa-apa yang membawa pada kufur nikmat serta mencintai orang-orang yang bersyukur dan apa-apa yang membawa kepada syukur ,.
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيْلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُوْرًا
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. QS:76:3
إِنْ تَكْفُرُوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوْا يَرْضَهُ لَكُمْ
Artinya : Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; QS. 39:7
5.Dengan bersyukur berarti menjaga nikmat-nikmat; menjaga kelangsungannya atau menambahnya tanpa menguranginya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memakumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih QS. 14:7
6.Orang yang bersyukur adalah golongan yang sedikit yang berbeda dengan kebanyakan orang.
وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Artinya : Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. QS 34:13
7.Alloh  memberikan balasan yang pantas bagi orang bersyukur.
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِيْنَ
Artinya : Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.QS.Ali Imron:145

8.Orang yang bersyukur termasuk ahli ibadah;.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. QS.2;172
9.Ridha Allah ada pada orang-orang yang bersyukur.
إِنْ تَكْفُرُوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلاَ يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوْا يَرْضَهُ لَكُمْ
Artinya : Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; QS. 29 :7

10.Syukur adalah perangai paling afdhal dan yang paling tinggi. Alloh  memuji kekasih-Nya Ibrahim disebabkan sifatnya yang mulia.
إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيْفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ (120)شَاكِرًا ِلأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
Artinya : Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri ni`mat-ni`mat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. QS: 16:120-121.

C.Hakekat Syukur.

Hakikat syukur tidaklah sempurna kecuali dengan mengamalkan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah  dan menjauhi larangannya. Jadi syukur itu adalah menunaikan amal-amal untuk ibadah. Bukan seperti perkiraan sebagian orang yang mengira bahwa syukur itu hanya memuji dengan lisan dan bersenandung (mengucapkan Alhamdulillah) setelah shalat atau kenyang setelah makan. Syukur mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia. Iman mempunyai 2 bagian yaitu syukur itu separohnya dan separuh yang lain adalah sabar.

Syukur itu dibangun di atas 5 asas , yaitu :
1.Merendahnya orang yang bersyukur dihadapan Alloh  .
2.Kecintaan kepada Sang Pemberi nikmat ( Alloh  )
3.Mengakui seluruh nikmat yang Alloh  berikan.
4.Senantiasa memuji-Nya atas nikmat tersebut .
5.Tidak menggunakan nikmat itu untuk sesuatu yang dibenci oleh Alloh  .

Dengan demikian, syukur merupakan bentuk pengakuan atas nikmat Alloh  dengan penuh sikap kerendahan serta menyandarkan nikmat tersebut kepada Nya, memuji-Nya dan menyebut-nyebut nikmat itu kemudian senantiasa mencintai-Nya, anggota badan taat kepada-Nya serta lisan yang tak henti-henti menyebutnya.
Pujian yang diajarkan Rosul sawulloh  , ketika pagi dan sore mengucapkan :
َاللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةِ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْر
Artinya : Ya Alloh, tak satupun nikmat yang menyertaiku di pagi/sore ini atau yang tercurah kepada salah satu dari makhluk-Mu, semua itu adalah semata-mata dari-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, untuk-Mulah segala puji dan untuk-Mulah pula segenap syukur .
Nabi  memberitahukan bahwa barangsiapa yang membaca dzikir ini di waktu pagi, maka ia telah melakukan syukur sepanjang siang harinya. Dan barangsiapa yang membacanya ketika sore, maka ia telah melakukan syukur sepanjang malamnya. (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh Ibnu Hajar dan An Nawawi )
Imam Ibnu Rajab berkata, syukur itu ada 3 macam yaitu syukur dengan hati, syukur dengan lisan dan syukur dengan anggota badan.
Pembagian syukur :

1.Syukur dengan hati.
Pengakuan terhadap nikmat-nikmat Alloh bahwa nikmat-nikmat itu dari-Nya dan karena keutamaan-Nya. Di antara bentuk syukur dengan hati adalah mencintai Alloh  karena nikmat-Nya, Sebagian ulama berkata : jika hati ini secara fitrah mencintai orang-orang yang berbuat baik kepada nya, maka sungguh mengherankan terhadap orang yang tidak tahu bahwa Alloh  telah banyak berbuat baik kepadanya sehingga mengharuskan dia untuk bersyukur.

2.Syukur dengan lisan.
Memuji Alloh  terhadap nikmat-nikmat itu, menyebut-nyebutnya, menghitung-hitungnya dan menampakkannya. Alloh  berfirman 93 :11

وأما بنعمة ربك فحدث
Artinya: " Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menghitung-hitungnya"
Khalifah Umar bin Abdul Aziz berdo'a : Ya Alloh, sesungguhnya Aku berlindung kepada-Mu dari tindakan yang mengganti kenikmatan-Mu dengan kufur nikmat, dari tindakan mengingkarinya setelah mengetahuinya, dan dari tindakan melupakannya dan tidak memuji-Nya. Suatu malam Fudlail duduk bersama Ibnu Uyainah dan saling membicarakan nikmat-nikmat Allah hingga waktu subuh.

3.Syukur dengan anggota badan.
Memanfaatkan nikmat-nikmat itu untuk ketatan kepada Alloh  dan tidak menggunakannya untuk maksiat kepada Alloh  . Alloh  berfirman dalam QS. Saba : 13
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ اعْمَلُوا ءَالَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Artinya : Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih
Sebagian Salaf berkata : Ketika dikatakan kepada mereka tentang ini ( syukur anggota badan ), tidak lah lewat sesaat bagi mereka kecuali dia dalam keadaan melaksanakan sholat. Maka sungguh mengherankan orang yang telah mengetahui bahwa nikmat yang dia gunakan itu adalah pemberian Alloh  lalu ia tidak merasa malu untuk menggunakan nikmat-nikmat itu kepada hal-hal dilarang-Nya.

D.Hubungan syukur dengan nikmat.

1.Nikmat akan hilang tanpa syukur.
Muhammad bin Idris meriwayatkan dari Ali bin Tholib berkata : " Sesungguhnya nikmat itu berkaitan dengan syukur, sedangkan syukur berkaitan dengan tambahan nikmat, maka keduanya saling terkait. Tambahan nikmat tidak akan terputus kecuali bagi hamba-hamba-Nya yang tidak bersyukur.
2.Dengan syukur, nikmat akan berlanjut secara teratur.
3.Dengan syukur, akan dikaruniai kebaikan di dunia dan akherat.

E.Mengenal nikmat dan macam-macamnya.

Mengenal nimat adalah rukun syukur yang paling agung, karena mustahil dapat bersyukur tanpa adanya pengenalan terhadap nikmat. Maka mengenal nikmat merupakan jalan untuk mengenal Sang Pemberi nikmat ( Alloh  )dan jika seseorang tahu siapa yang memberi nikmat, maka ia akan mencintai-Nya, sehingga cinta tersebut akan melahirkan kesyukuran dan terima kasih.
Nikmat itu bukanlah terbatas pada makanan dan minuman sebagaimana perkiraan banyak orang, tetapi nikmat itu tak terhitung banyaknya; tiap gerakan, tiap tarikan nafas adalah merupakan nikmat yang tidak seorangpun tahu kecuali Alloh  .
Berkata Abu Darda' : " Barangsiapa yang tidak mengetahui nikmat Alloh  yang ada padanya kecuali makanan dan minuman saja, maka sungguh sangat sedikit ilmunya dan akan mendatangkan adzab Alloh  ". Maka dari itu disebutkan bahwa Syukur secara umum yaitu syukur terhadap nikmat makanan, minuman, pakaian, dan sehatnya badan. Syukur secara khusus yaitu syukur terhadap iman, tauhid, dan ketetapan hati.
Nikmat Alloh  itu tidak terhitung banyaknya, tetapi yang terpenting adalah :

1.Nikmat Islam dan Iman
Nikmat ini adalah nikmat yang paling agung yang Alloh  berikan kepada kita , yang menjadikan kita sebagai orang Islam dan ahlu Tauhid. Dan tidak menjadikan kita sebagai orang Yahudi -yang mencela Alloh  dan memberikan sifat Alloh  dengan sifat yang paling jelek- atau orang Nasroni yang menyembah kepada selain Alloh  , dan menganggap Alloh  mempunyai anak.
Berkata Mujahid tentang ayat
وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً "
Artinya : dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin ( Luqman : 20 ), yang dimaksud disini adalah Laa ilaha illalloh. Ibnu Uyainah berkata : Tidaklah Alloh  memberikan nikmat kepada hamba-Nya yang lebih agung daripada pengetahuannya terhadap laa ilaha illAlloh.
Berkata Ibnu Abi Hawary : Saya berkata kepada Ibnu Mu'awiyah : Alangkah agungnya nikmat tauhid ini, kita memohon kepada Alloh  agar tidak menghilangkannya dari diri kita.

2.Nikmat tertutupnya aib dan tertundanya adzab.
Ini juga termasuk nikmat yang agung, karena seandainya Alloh  menyegerakan hukuman (Bagi pelaku dosa) di dunia ini maka binasalah kita semua. Berkata Muqotil tentang ayat:
وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَة
Artinya : dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin ( Luqman : 20 ) nikmat dhohir (nampak) adalah Islam dan nikmat batin adalah ditutupnya perbuatan maksiat kita (dari diketahui orang lain).
Berkata seseorang kepada Abu Tamimah : Bagaimana keadaanmu pagi ini ? Berkata Abu Tamimah : Keadaanku di pagi ini adalah diantara dua nikmat yang Aku tidak tahu yang mana diantara keduanya yang lebih afdhol. Dosa-dosaku yang ditutupi Alloh  sehingga tidak seorangpun mencelaku dan rasa kasih sayang orang lain terhadapku yang telah dimasukkan Alloh  ke hati mereka tanpa sepengetahuanku.
Telah menulis beberapa ulama : Sungguh keadaan kita pada pagi ini adalah mendapatkan nikmat-nikmat Alloh  yang tidak terhitung banyaknya, walaupun banyak kemaksiatan kita.

3.Nikmat ingatan.
Berkata Ibnu Qoyyim : Di antara bentuk kesempurnaan nikmat Alloh  atas hamba-Nya adalah Alloh  tidak menutup pintu (ilmu-Nya). Alloh  mengutus kepadanya orang yang akan memberi jalan (membuka) pintu (ilmu) dengan menanyakan sesuatu ; mulai dari ikan-ikan di lautan untuk mengetahui nikmat-nikmat Alloh  ( yang telah diberikan kepadanya ).
Berkata Salam bin Abi Muthi' : Saya masuk untuk menjenguk orang yang sakit, ketika ia merintih kesakitan, kukatakan kepadanya : "Ingatlah kepada orang-orang yang terbuang di pinggir-pinggir jalan/di kolong-kolong jembatan, ingatlah kepada orang-orang yang tidak mempunyai rumah, dan kepada orang yang tidak ada yang merawatnya". Kemudian saya masuk lagi setelah itu, dan saya mendengar ia berkata kepada dirinya sendiri : "Ingatlah kepada orang-orang yang terbuang di pinggir-pinggir jalan/di kolong-kolong jembatan, ingatlah kepada orang-orang yang tidak mempunyai rumah, dan kepada orang yang tidak ada yang merawatnya"

4.Nikmat terbuka pintu taubat.
Termasuk nikmat Alloh  kepada hamba-Nya adalah tidak tertutupnya pintu taubat, seberapapun besar dosa dan maksiatnya. Dalam atsar, Alloh  berfirman : " Ahlu dzikir adalah ahlu majelis-Ku, ahlu syukur adalah orang yang mendapatkan tambahan (nikmat), Ahlu taat adalah orang yang mendapatkan kemuliaan, dan orang-orang yang bermaksiat kepada-Ku akan terputus rahmat-Ku ( kepadanya) jika ia bertaubat kepada-Ku, maka Aku adalah kekasihnya. Jika ia tidak bertaubat, maka Aku adalah dokternya ( yang akan mengobati maksiatnya). Jika ia tertimpa musibah, maka Aku akan mensucikan mereka dari aib-aibnya ".
Dari hadits Nabi  bersabda :
إن الله تعالى فتح للتوبة بابا من قبل المغرب عرضه أربعون سنة لا يغلقه حتى تطلع الشمس من مغربها (رواه أحمد والترمذى وقال : حسن صحيح )
Artinya "Sesungguhnya Alloh  membuka pintu taubat hingga sebelum datangnya hari Kiamat yang luasnya 40 tahun dan Alloh  tidak menutupnya hingga matahari terbit dari barat." ( HR. Ahmad dan Turmudzi, Derajad hadits Hasan shoheh )
Untuk direnungkan bersama : Dimanakah orang-orang yang selalu bertaubat lagi beribadah ? Dimanakah orang-orang yang selalu ruku' dan sujud ? Dimanakah orang-orang yang selalu memuji dan bersyukur ?

5.Nikmat menjadi orang yang terpilih.
Nikmat ini hanya dirasakan oleh orang yang istiqomah dan waro' dan yang ingin kembali kepada Alloh  dan tidak didapatkan selain mereka . Alloh  meneguhkan mereka dalam agama-Nya di zaman yang penuh fitnah ini. Alloh  mengrahkan mereka dalam ketaatan yang kebanyakan manusia berpaling daripadanya dan memberikan rasa cinta kepada mereka terhadap keimanan dan menghiasi hatinya dengan itu, dan memberi rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan maksiat. Inilah nikmat yang paling besar yang Alloh  berhak mendapatkan kesempurnaan syukur dan sanjungan sebanyak-banyaknya.
Wahab bin Munabbah bersama seorang laki-laki sedang melewati seorang yang buta , kusta lagi berpenyakit kulit yang sedang duduk sambil berkata : Alhamdulillah atas nikmat-nikmat Alloh  Berkata laki-laki yang bersama Wahab : " Nikmat yang mana yang tersisa padamu, sehingga engkau memuji Alloh  "? Dulu dia ( laki-laki buta ) ini selalu bermaksiat di kampungnya. Katanya : Arahkan pandanganmu ke penduduk kota, dan lihat apa yang dilakukan kebanyakan mereka. Apakah tidak patut saya memuji Alloh  karena tidak seorangpun mengetahuinya selainku.

6.Nikmat sehat, kesejahteraan dan keselamatan anggota badan.
Abu Darda’ berkata : Sehat itu adalah raja. Salman Al Farisi ra mengisahkan tentang orang yang diberi harta melimpah kemudian kenikmatan tersebut dicabut, sehingga ia jatuh miskin, namun orang tersebut malah memuji Alloh  dan menyanjung-Nya. Maka ada orang kaya lain yang bertanya: Aku tak tahu, atas dasar apa Engkau memuji Alloh  ? Dia menjawab : Aku memuji-Nya atas sesuatu yang seandainya aku diberi dengan seluruh yang diberikan kepada manusia, maka aku tidak mau menukarnya. Si kaya bertanya : Apa itu ? Dia menjawab : Apakah engkau tidak memperhatikan penglihatanmu, lisanmu, kedua tangan dan kakimu ( kesehatannya ) ?
Seorang laki-laki datang kepada Yunus bin Ubaid dengan mengeluhkan atas kesempitan hidupnya. Berkatalah Yunus kepadanya: Sukakah engkau jika matamu diganti dengan seratus ribu dirham ? Jawabnya : Tidak. Yunus bertanya lagi : Sukakah engkau jika kedua tanganmu diganti dengan seratus ribu dirham ? Jawabnya : Tidak. Sukakah engkau jika kedua kakimu diganti dengan seratus ribu dirham ? Jawabnya : Tidak. Telah disebutkan nikmat-nikmat Alloh  yang telah diterimanya, kemudian Yunus berkata kepadanya : Saya melihat bahwa anda telah mempunyai ratusan ribu dirham dan kenapa engkau masih mengeluh ?

7.Nikmat harta benda ( Makanan, minuman dan pakaian ).
Bakar Al Muzni berkata : ' Demi Alloh, saya tidak tahu di antara dua nikmat ini yang manakah yang lebih afdhol, apakah jalan masuk ke perut atau jalan keluar perut ? Al Hasan berkata : Itulah nikmat makanan.
'Aisyah rah berkata : " jika seorang hamba minum air yang jernih, masuk tanpa ada gangguan dan dikeluarkannya tanpa ada gangguan, maka wajib baginya bersyukur.
Seorang Ulama Salaf berkhutbah dalam sholat Ied: " Pada pagi hari ini kalian dalam keadaan seperti bunga yang semerbak harum baunya sementara manusia lainnya seperti debu yang beterbangan. Pagi manusia lain sedang menenun kain, sedangkan kalian telah berpakaian. Pagi ini manusia lain giat memproduksi kendaraan sedangkan kalian telah menaikinya. Pagi ini manusia lain sedang bercocok tanam, sedangkan kalian telah memakan hasilnya " Ulama ini menangis dan membuat hadirinpun menangis pula.


F.Sarana-sarana menuju
syukur nikmat.

Banyak sekali sarana-sarana yang dapat mengantarkan seseorang kepada syukur nikmat, melestarikannya maupun menambah nikmat tersebut , di antaranya ;

1.Meninggalkan maksiat.
Mukhollid bin Husain berkata : Syukur itu adalah meninggalkan maksiat. Dalam beberapa atsar disebutkan :

2.Mengakui nikmat itu.
Mengakui nikmat-nikmat itu ( semata-mata milik Alloh  ), memuji Alloh  dan tidak menggunakannya untuk berbuat maksiat.

3.Memandang kepada ahli Faqih dan ahlu bala' ( orang yang tertimpa musibah).
Hal ini dapat memuliakan nikmat dan tidak meremehkannya. Dalam sebuah hadits Rosululloh  bersabda : " Apabila kalian melihat orang yang diberi nikmat berupa kekayaan dan ( kebagusan) bentuk fisiknya, maka hendaklah ia melihat kepada orang-orang yang di bawahnya." ( Muttafaqun 'alaih ).
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلََيْهِ وَسَلَّم ( انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ, وَ لاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ, فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اَللَّهِ عَلَيْكُمْ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya : Lihatlah kepada orang-orang yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat orang yang di atas kalian ( dalam hal dunia) , maka itu lebih pantas agar kamu tidak meremehkan nikmat Alloh yang diberikan kepadamu.
Imam An Nawawi berkata : berkata Ibnu Jarir dan yang lainnya : Hadits ini mencakup macam-macam kebaikan, karena jika manusia melihat orang lain yang lebih baik (bagiannya di dunia) maka ia ingin mendapatkan seperti itu dan menganggap kecil nikmat Alloh  yang ada padanya dan menginginkan sekali tambhan nikmat itu. Inilah sifat manusia kebanyakan. Adapun jika melihat orang yang lebih rendah dalam urusan dunia darinya maka akan tampaklah nikmat-nikmat Alloh yang ada padanya sehingga ia bersyukur, tawadhu' dan mengerjakan kebaikan.

4.Mengenal kedudukan manusia.
Kedudukan manusia disisi Tuhannya adalah sebagai hamba. Dia tidak memiliki sesuatu secara mutlak . Dan setiap yang dimiliki manusia adalah semata-mata pemberian dari Robbnya.
Hasan berkata : Musa berkata : Ya Robb, bagaimana Adam mampu mensyukuri apa-apa yang Alloh telah berikan kepadanya ? Engkau menciptakannya dengan tangan-Mu, Engkau telah meniupkan ruh dalam dirinya. Engkau telah memberikan tempat tinggal di Surga-Mu dan Engkau perintahkan para malaikat untuk bersujud kepada–Mu, maka merekapun bersujud. Alloh  berfirman : Wahai Musa ! Ketahuilah bahwa semua itu dari-Ku, maka mereka memuji-Ku atas nikmat tersebut. Makanya dia bersyukur terhadap apa yang Engkau berikan kepadanya.
Dalam Shohihain disebutkan bahwa Nabi  berdiri untuk sholat sampai bengkak kedua kakinya. Maka dikatakan kepadanya : Kenapa engkau lakukan itu, padahal Alloh telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang ? Nabi bersabda : Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur ? Maksudnya bahwa setiap yang Alloh telah berikan kepadaku baik sebagai hamba pilihan, hidayah dan ampunan adalah semata-mata pemberian-Nya yang maha Suci. Bagi-Nyalah yang berhak segala pujian dan rasa syukur. Saya bukanlah apa-apa kecuali seorang hamba milik Alloh yang maha suci.

5.Memanfaatkan nikmat-nikmat dan tidak menyia-nyiakannya.
وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيْهِ, عَنْ جَدِّهِ أن النبي  قال ( كُلُوْا, وَاشْرَبُوْا, وَتَصَدَّقُوْا مِنْ غَيْرِ مَخِيْلَةٍ وَلاَسَرَفٍ, فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى أَثَر نِعْمَتِه عَلَى عَبْدِهِ)
رواه أحمد والنسائى والترمذى وصححه الحاكم
Artinya : Dari Amr bin Syu'aib dari bapaknya, dari kakeknya; sesungguhnya Nabi  bersabda : Makanlah, minumlah, dan bersedekahlah dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong. Sesungguhnya Alloh senang melihat bekas-bekas nikamt-Nya atas hamba-Nya.

6.Bersedekah, bermurah hati dan memberi.
Ini adalah tanda-tanda dari syukur nikmat itu. Diriwayatkan sesungguhnya Daud  berdo'a :
سبحان مستخرج الشكر بالعطاء
Artinya : Maha suci Alloh yang telah mengeluarkan rasa syukur dengan pemberian.

7.Dzikir kepada Alloh 
Hakekat syukur adalah dzikir kepada Alloh  . Diriwayatkan dari Mujahid tentang ayat :
إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُوْرًا
Artinya : Sesungguhnya dia adalah termasuk hamba Alloh yang banyak bersyukur. Katanya : Dia belum memakan sesuatu kecuali setelah memuji Alloh  , belum meminum minuman kecuali setelah memuji Alloh  , belum merasakan sesuatu kecuali setelah memuji Alloh  , maka Alloh memujinya karena sesungguhnya dia termasuk hamba Alloh yang bersyukur. Hadits Rosul  :
إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ اْلعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ اْلأَكْلَةَ فَحَمِدَهُ عَلَيْهَا, أَوْ يَشْرَبَ الشُّرْبَةَ فَحَمِدَهُ عَلَيْهَا
Artinya : Nabi berkata : Sesungguhnya Alloh benar-benar ridho kepada hamba-hamba yang memakan makanan maka dia memuji Alloh , atau meminum minuman maka dia memuji Alloh  atas nikmat tersebut . ( HR. Muslim)

8.Tawadhu' dan meninggalkan kesombongan.
Sombong adalah lawan dari syukur. Karena hakekat kesombongan adalah dugaan seorang hamba bahwa dia bebas bertindak semaunya, sedangkan syukur adalah pengakuan bahwa Allohlah yang mempunyai hak tersebut .

9.Pengakuan bahwa diri ini masih kurang bersyukur.
Jika seorang hamba sudah merasa bahwa dirinya sudah sampai pada tingkat sebagai orang yang bersyukur, maka sebenarnya dia belum sampai ( sebagai hamba yang bersyukur ) karena kesyukurannya itu belum sebanding dengan satu nikmat Alloh  yang dia terima. Bahkan ketika dia bisa bersyukur, itupun perlu juga disyukuri.

10.Bersungguh-sungguh melawan syetan dan meminta tolong kepada Alloh  dari gangguannya.
Ketika musuh Alloh  yaitu Iblis mengetahui kadar kedudukan syukur yang tinggi bagi manusia, maka Iblis memusatkan gerakannya untuk memalingkan manusia dari syukur itu ( QS. 7: 17)
ثُمَّ َلآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِيْنَ
Artinya : kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

11.Tidak bergaul dengan orang-orang lalai.
Sesungguhnya berinteraksi dengan orang-orang yang lalai akan dapat melupakan syukur dan menjauhkan hamba dari memikirkan nikmat-nikmat Alloh  .
Dikatakan kepada Al Hasan : Di sini ada orang yang tidak mau duduk-duduk bersama manusia lain. Maka Hasan datang kepadanya dan bertanya tentang hal ihwalnya. Dia berkata : sesungguhnya aku berada di pagi dan sore hari antara dosa dan nikmat. Aku mengganggap bahwa lebih baik aku menyibukkan diriku dengan istighfar dari dosa-dosa daripada bergaul dengan manusia, dan bersyukur kepada Alloh  atas nikmat-nikmat. Al Hasan berkata : Wahai hamba Alloh, Engkau disisiku lebih faqih daripada Hasan.

12.Doa
Karena Alloh  telah menjadikanmu termasuk orang-orang yang bersyukur, yang telah membimbingmu ke jalan kesyukuran yang merupakan tempat yang tinggi. Nabi bersabda kepada Muadz :
واللهُ إِنِّيْ أُحِبُّكَ فَلاَ تَنْسَ أَنْ تَقُوْلَ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ( رواه أحمد و أبوا داود والنسائى وهوالصحيح )
Artinya ; Demi Alloh sesungguhnya saya mencintaimu. Jangan lupa menyebutku (ketika aku tidak ada) di tiap sholat. Ya Alloh mudahkanlah aku untuk mengingat-Mu, syukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadah kepada-Mu.

G.Penutup.

Sekarang Anda telah mengetahui keutamaan syukur, hakekat , macam-macam dan cara-cara melestarikannya. Dan sekarang …..

1.Apakah Anda termasuk orang yang bersyukur dengan sebenarnya ?

2.Apakah Anda termasuk orang yang mencintai Alloh dengan sejujurnya ?


3.Apakah Anda termasuk orang yang merendahkan diri kepada Alloh sebagai bentuk rasa syukur kepada-Nya?

4.Apakah Anda termasuk orang yang selalu memuji Alloh  ?

5.Apakah telah tampak bekas-bekas syukur di hatimu, di lisanmu, di anggota badanmu, di akhlakmu dan dalam pergaulanmu ?

6.Apakah termasuk bersyukur terhadap nikmat Islam apabila seorang Muslim atau Muslimah yang meniru-niru orang-orang Yahudi dan Nashani dalam semua aspek kehidupannya?

7.Apakah termasuk bersyukur terhadap nikmat Islam apa yang dilakukan kebanyakan wanita sekarang seperti tabarruj, memakai pakaian yang tipis, ketat , yang keluar dari hukum-hukum syar'i , rasa malu, rasa kehormatan dan rasa kemuliaan ?

8.Apakah termasuk bersyukur jika kebanyakan kaum muslimin menunaikan sholat dengan meninggalkan jamaah dan mengikuti ahli bid'ah dan orang –orang yang sesat ?

9.Apakah termasuk bersyukur jika kebanyakan orang menganggap remeh puasa Romadhonnya dengan menghabiskan siangnya dengan tidur dan menghabiskan malamnya dengan begadang di depan acara-acara TV atau di pinggir-pinggir trotoar ?

10.Apakah termasuk bersyukur jika kebanyakan kaum Muslimin menunda naik haji padahal dirinya sudah mampu (lahir batin) ?

11.Apakah termasuk bersyukur jika orang itu menahan ( tidak membayar) zakat, enggan tangannya dari bersedekah, meninggalkan infaq; padahal itu semua merupakan kebaikan dan dia termasuk orang yang mampu ?

12.Apakah termasuk bersyukur, jika seseorang dengan terang-terangan memerangi Alloh  dengan melibatkan dirinya dalam praktek Riba , bahkan bekerja untuk memajukan usaha-usaha Riba ?

13.Apakah termasuk bersyukur, jika seseorang menghambur-hamburkan hartanya dengan menghisap rokok, narkoba, minuman yang memabukkan dan lain-lain yang berbahaya ?

14.Apakah termasuk bersyukur apa yang dilakukan kebanyakan orang-orang kaya sekarangni, dengan menghinakan nikmat itu, melemparkan makanannya dalam kotak-kotak bercampur dengan sampah dan kotoran ?

15.Apakah termasuk bersyukur apa yang dilakukan oleh para pemuda sekarang terhadap kendaraan-kendaraan mereka dengan mengbongkar-bongkar, memasang-masang yang bukan pasangannya dan ngebut gila-gilaan ?

16.Apakah termasuk syukur jika seseorang menggunakan nikmat telpon dengan pembicaraan yang jorok, menghabiskan waktu dan mengundang murka Alloh  ?

Wallohu a'lam
Maroji':
1.Al Qismul 'Alamiy daarul wathon : Ainasy Syakirun,
2.Waahatul Iiman
3.Dr. Ahmad farid : Menyucikan jiwa,
4.Al Iman Abu Bakar bin abud Dunya :Syukur membawa nikmat,

Renungan Bagi Ummahat Aktifis Dakwah

Kepada saudariku para Da’iyah …
DAKWAH YES, LALAI DALAM RUMAH TANGGA NO
Oleh
Sunarsih dan Dahniar

Kalimat di atas memang tidak mudah dilakukan bahkan terasa berat karena banyak faktor yang menyebabkan keduanya tidak mampu dilaksanakan secara seimbang sehingga kesibukan dalam berdakwah membuat urusan rumah tangga terkadang terlihat terbengkalaikan. Apa tanggapan kita jika kita melihat pemandangan di rumah seorang pendakwah, barang mainan anak-anak bercampur dengan baju-baju kotor, sampah berserakan memenuhi rumah. Anak-anaknya bermain-main sendiri tak ada yang membimbing dan mengarahkan. Buku-buku bacaan juga berserakan di meja, di tempat tidur bahkan di dapur. Piring-piring kotor, panci, sendok menumpuk di belakang; baju-baju yang sudah sekian hari terendam belum sempat dicuci. Bagaimana kepala suami tidak kayak pecah melihat semua ini ? Istri sang penanggung jawab urusan rumah tangga terlalu sibuk dengan agenda dakwah di luar rumah, yang menyita sebagian besar waktunya. Hak-hak suami yang berkaitan dengan dapur, sumur dan kasur tak terpenuhi dengan baik. Belum lagi hak anak-anak belahan hati kita, juga terkena imbasnya.
Suasana seperti ini sungguh sangat menyedihkan. Jangan kaget jika suami langsung menggunakan hak vetonya untuk membatasi aktivitas istri di luar rumah atau bahkan melarangnya sama sekali. Kalau ini terjadi, sungguh amat disayangkan. Potensi besar istrinya yang bila dimaksimalkan akan bisa menjadi agen perubah yang sangat efektif bagi sesama kaumnya. Namun ini akan hilang begitu saja, manakala dia hanya disibukkan dengan urusan-urusan rutinitas rumah tangganya. Kesempatan mendulang pahala dan kemuliaan dari jalur dahwah tertutupi sudah . Ini semua juga karena kesalahan kita para da’iyah yang “ gagal ” memanej dengan baik antara urusan pokok rumah tangga dan dakwah.
Tetapi apakah kesibukan dalam rumah tangga kemudian bisa membuat kita para muslimah berlepas diri untuk tidak berdakwah, sementara kita lihat fenomena sekarang ini jumlah wanita jauh lebih banyak daripada jumlah pria sedangkan problematika yang dihadapi wanita sangat banyak dan komplek, bahkan sudah sangat mengkhawatirkan. Musuh-musuh Alloh  dari kalangan orang-orang Kafir, Yahudi, Nasrani – yang menyimpan permusuhan abadi terhadap kaum Muslimin- telah menyusupkan program-program yang bisa membahayakan keimanan mereka tanpa kita disadari; bahkan sampai yang datangnya dari saudara kita yang seiman namun terperosok ke dalam paham-paham menyimpang yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
Kalau kita cermati dengan seksama, sungguh berat tugas dakwah ini kalau tidak ada keterlibatan langsung dari para muslimah. Menyadari hal itu maka kita akan terpanggil untuk menyumbangkan potensi kita di jalan dakwah, meski kita berada pada situasi yang penuh dengan tuntutan dan himpitan hidup. Janganlah hal itu membuat kita melepaskan diri dari jalan dakwah ini, karena sesungguhnya menyebarkan dakwah adalah kewajiban kita semua, sebagaimana firman Allah  dalam surat Ali Imran :104 : “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Ikut berpartisipasi dalam menggerakkan motor dakwah dengan tidak melalaikan urusan dalam rumah tangga, mutlak dilakukan karena keduanya adalah tugas kita sebagai seorang muslimah. Di bawah ini ada beberapa point yang diharapkan menjadi masukan bagi kita semua-terkhusus saudariku para da’iyah-agar urusan rumah tangga dan dakwah dapat berjalan beriringan, seimbang tidak saling melemahkan. Sehingga rumah tangga kita mempunyai andil yang besar dalam menyebarkan Islam ke setiap dada kaum Muslimin. .
1.Memaksimalkan dakwah di rumah sendiri.
Memaksimalkan dakwah di rumah sendiri berarti meminimalkan dakwah di luar rumahnya. Ini perlu diupayakan oleh para da’iyah agar semua fitnah yang mungkin menimpa saat keluar dari rumahnya dapat diminimalkan. Sedapat mungkin para mad’u (binaan) diarahkan untuk mendatangi rumah kita. Dan di dalam rumah kitalah mereka kita bina, kita bimbing dalam suatu proses pembelajaran yang berjenjang dan berkelanjutan.
Upaya ini akan berhasil dengan baik, manakala kita sudah mampu memberikan pemahaman yang benar akan pentingnya menuntut ilmu bagi kehidupan seorang Muslim, sehingga mereka merasa sangat butuh dengan dakwah ini. Mereka tak segan-segan keluar dari rumahnya - dengan biaya yang besar sekalipun- demi mendapatkan ilmu agama yang sangat dibutuhkan. Begitu juga para da’iyah sedapat mungkin dapat hidup di tengah-tengah mad’unya, berinteraksi dengan mereka, bergembira bersama mereka dan ikut merasakan penderitaan mereka. Maka dakwah diprioritaskan kepada masyarakat sekitar kita, tetangga kita yang tiap hari berinteraksi dengan kita. Bukan malah sebaliknya, kita aktif sekali berdakwah di luar rumah, berangkat pagi pulang malam; tetapi tidak ada agenda dakwah di rumah kita yang menyentuh masyarakat kita, jadilah kita terasing di tengah-tengah mereka karena sangat jarang berinteraksi dengan mereka.
Apabila hal tersebut dapat kita wujudkan, maka kita tidak perlu keluar lagi dari rumah dalam berdakwah. Proses dakwah akan berlangsung secara alamiyah dan kontinyu. Namun bila kedua hal tersebut belum tercapai atau masih dalam tahap memulai dakwah, maka keluar rumah adalah sesuatu tidak bisa dihindari dalam rangka memperbanyak silaturrahmi, membuat banyak hubungan dan menyusun jaringan dakwah.
2.Kerjasama yang baik dengan suami.
Kerjasama yang baik dengan suami mutlak dijalin dalam mensukseskan dakwah kita, karena suami adalah kepala rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap stabilitas rumah tangga. Kita sebagai da’iyah harus menjadi teladan dalam hal ini. Kerjasama yang baik dapat kita bangun manakala antara suami-istri berani mengembangkan sikap saling memahami, saling membantu, tidak sama-sama egois yang hanya mementingkan diri sendiri, yang menuntut semua hak-haknya terpenuhi sementara kewajiban-kewajibannya kadang terabaikan.
Seorang suami tidak perlu merasa gengsi atau merasa direndahkan, dilecehkan atau bahkan merasa tidak dihormati jika sekali-sekali dia membantu istrinya menjaga dan menggendong anak, menyapu dan mengepel lantai, petik-petik sayur, atau apa saja yang seambreg pekerjaan rumah tangga. Tipe suami macam apa yang tega melihat istrinya memasak sambil menggendong anak; istri juga harus mempersiapkan diri untuk mengisi pengajian atau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya sendirian, sementara suami hanya duduk-duduk sambil membaca Al-Qur'an atau koran. Suami hendaknya jangan egois, yang hanya menuntut kesempurnaan dari istri dan menuntut selalu dilayani dalam semua hal yang sebenarnya bisa dilakukannya sendiri.
Namun kita juga harus menjaga kedudukan suami kita. Jangan sampai suami merasa telah menjadi bawahan kita, yang kerjanya hanya disuruh-suruh. Yang kerjanya hanya mengantar dan menjemput dari satu tempat ke tempat lainnya. Yang begitu taat terhadap istrinya, seakan-akan istri telah menjadi kepala rumah tangga. Kita tidak boleh merasa lebih pintar, lebih berpotensi, lebih cekatan, dan lain-lain; walaupun kenyataannya memang seperti itu. Namun suami harus kita tempatkan sebagai pemimpin rumah tangga. Kita harus tetap menghormatinya dan kita selalu membantunya agar dia mampu menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, maka ketimpangan dalam keluarga akan kita rasakan.
Kita kompromikan dengan suami, pekerjaan-pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan bersama-sama, sehingga semuanya menjadi ringan dan berjalan lancar. Karena itu dituntut kepiawaian kita untuk mengatur waktu supaya bisa mengemban amanah dakwah di luar rumah dan tugas rumah tangga terurus dengan baik. Diperlukan sikap saling membantu pasangannya, saling lapang dada, saling menjaga perasaan pasangannya. Tidak mudah memang bahkan terasa sangat berat kalau tidak dibarengi dengan keikhlasan karena Allah  . Adanya larangan suami atau keluhan suami bila kita beraktifitas di luar rumah, mungkin juga disebabkan oleh kita sendiri yang tidak pandai mengatur waktu dengan baik, sehingga rumah tangga menjadi tidak terurus. Memang, jangankan suami, orang lain saja yang melihat rumah kita bak kapal pecah, anak-anak yang tidak terawat di tengah kesibukan kita berdakwah akan berkomentar miring apatah lagi suami yang merasakan langsung dampaknya, tentu hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan suami di rumah.
3.Kerjasama yang baik dengan anggota keluarga yang lain.
Kerjasama yang baik dengan suami saja kadang belum cukup untuk menyelesaikan urusan-urusan rumah tangga dan dakwah-yang terkadang-datang secara bersamaan. Apatah lagi jika suami kita juga seorang yang mempunyai jam terbang tinggi (sangat sibuk) baik dalam urusan mencari reski ataupun urusan dakwah di luar rumah. Sehingga masing-masing merasa tidak cukup waktu, walaupun tugas telah dibagi-bagi dan dikerjakan dengan penuh tanggung jawab; tetap saja masih banyak urusan-urusan yang tidak bisa diselesaikan. Ini semua karena saking banyaknya urusan dan sempitnya waktu yang tersedia.
Sering kita dengar orang bergumam ; ini adalah anak tantenya, anak nenek atau anak tetangganya. Ungkapan ini muncul karena interaksi anak dengan mereka lebih intens daripada dengan orangtuanya. Para orangtua sering dengan “terpaksa” menitipkan anak-anaknya kepada tante, nenek atau bahkan tetangga ketika tugas dakwah menunggunya. Mereka menyangka bahwa kondisi seperti ini adalah bentuk kegagalan orangtua. Mereka menyamakannya dengan kondisi keluarga yang broken home; yang anaknya terlantar tidak terurus, atau lebih akrab dan dekat dengan pembantu dikarenakan orangtua hanya memburu materi saja. Orangtua hanya menyiapkan kebutuhan materi anak. Semua keinginan anak dipenuhinya tanpa mempertimbangkan sisi baik buruk atau azas manfaatnya.
Menyamakan dua kondisi di atas adalah tidak proporsional. Keluarga muslimah yang dilandasi keimanan, yang selalu memburu ridho Alloh  bagaimana mungkin disejajarkan dengan keluarga yang hanya memburu harta; walaupun durasi waktu bersama anak-anaknya mungkin sama. Tapi yang pasti kualitasnya berbeda. Apakah jika anak-anak sering dititipkan kepada tantenya atau neneknya atau tetangganya, berarti dia telah diabaikan atau ditelantarkan ? Apakah ini sudah cukup menjadi barometer bahwa kita jauh dari anak-anak, tidak akrab, tidak memperhatikan mereka ? Bukankah ini merupakan bentuk kerjasama dalam kebaikan dan taqwa, bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya akan mendapatkan bagian pahala ? Bukankah dakwah itu menjadi kewajiban tiap muslim menurut kadar masing-masing ? Seorang muslim yang tak mampu berdakwah secara langsung, bisa mengambil peran lain seperti membantu menjaga anak-anak kita, sehingga dakwah itu bisa berjalan.
Keluarga muslimah sadar betul akan tanggung jawabnya terhadap anak; disamping membutuhkan perhatian dan pemenuhan kebutuhan fisiknya juga membutuhkan kasih sayang orangtua terutama ibu. Adalah mustahil bila keluarga pendakwah dengan sengaja mengabaikan hal ini. Maka saling membantu di antara anggota keluarga, sangat mendukung kesuksesan dakwah kita.
4.Kerjasama yang saling menguntugkan.
Keluarga pendakwah harus terus berfikir mencari cara untuk memperlancar tugas dakwah tanpa mengabaikan tugas-tugas yang lain dan terus berusaha menghilangkan rintangan–rintangan dakwah, termasuk meringankan tugas-tugas rumah tangga.
Jika kondisi keuangan kita ”cukup” dan situasi rumah “memadai” , maka kita bisa memanggil seseorang untuk tinggal bersama kita. Tentunya dipilih dari mereka yang paling “memungkinkan dan aman” dari segi syariat, seperti adik laki-laki atau kemenakan laki-laki kita, adik perempuan suami atau kemenakan perempuannya. Sambil menyelam minum air, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Mereka mendapatkan bimbingan, arahan dan “penghidupan” dari kita, sementara mereka “mengambil” sebagian tugas-tugas kita yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan rumah, seperti mencuci baju, piring, menyapu mengepel lantai. Inilah kerjasama yang saling menguntungkan.
Ada juga wanita-wanita dari daerah yang sedang menuntut ilmu dan sangat membutuhkan tempat “bernaung dan berlindung” yang aman. Kita bisa memanggil satu atau dua dari mereka untuk tinggal di rumah kita. Kita siapkan fasilitas yang cukup bagi mereka tentunya atas idzin uami dan berdasarkan pertimbangan yang benar-benar matang dari banyak sisi. Karena bisa jadi bukan kebaikan yang kita dapatkan, tetapi justru mara bahaya yang menghampiri kita.
Sebelum membangun rumah tinggal, hendaknya dirancang dengan baik terutama sirkulasi keluar masuk rumah, harus dipertimbangkan dengan seksama. Misalnya rumah kita dirancang seakan-akan dua rumah, satu bagian untuk kita sekeluarga dan satu bagian lagi untuk mereka. Sehingga dapat diminimalkan kontak langsung suami kita dengan mereka dan dapat terjaga pula rahasia-rahasia keluarga.
Mereka mendapatkan fasilitas untuk mencapai tujuannya, sedangkan kita terbantu dalam menyelesaikan sebagian tugas-tugas rumah tangga.

5.Menjaga kesehatan fisikjasmani
Jasmani yang sehat dan kuat mendukung pertumbuhan ruhani yang kuat. Karena itu menguatkan jasmani merupakan bagian dari penguatan jiwa. Secara ilmiah telah dibuktikan kalau orang yang sehat lebih bersemangat dan percaya diri daripada orang yang sakit. Banyak muslimah dengan keinginan yang kuat untuk berdakwah disamping mengurus rumah tangga, namun karena sakit-sakitan keduanya tidak bisa berjalan berdampingan. Oleh sebab itu diupayakan sebelum sakit kita, senantiasa menguatkan jasmani dengan memegang prinsip “lebih baik mencegah daripada mengobati”.
Usaha untuk menjaga kesehatan badan dapat kita lakukan di antaranya dengan memakan makanan yang halal dan bergizi, mengatur pola makan, makan dengan teratur dan jangan lupa berolah raga yang teratur. Makanan yang bergizi tidak harus dari bahan yang mahal. Tetapi cukuplah yang memenuhi “empat sehat lima sempurna” yang terdiri dari nasi, sayur, lauk, buah-buahan serta susu. Banyak di kalangan keluarga yang sibuk, tidak memperhatikan lagi kualitas gizi makanan. Mereka tak punya cukup waktu untuk memilih jenis yang bergizi, sehingga makanan instan sering menjadi pilihan. Maka sangat wajarlah bila banyak para da’i/ da’iyah yang seperti ini sering sakit-sakitan.
Namun bagi kita yang sudah terlanjur sakit jangan berputus asa; berkonsultasilah dengan dokter dan jangan lupa berdo’a kepada Allah  . Ingat jangan pernah merasa lemah dan tidak berdaya karena sifat yang demikian akan mempengaruhi kejiwaan kita. Sebuah penelitian membuktikan bahwa semangat yang kuat untuk sembuh merupakan bagian dari peneyembuhan itu sendiri. Juga sifat lemah dan merasa tidak berdaya mengundang rasa tidak percaya diri, yang ujung-ujungnya mematikan semangat dakwah dan menyuburkan rasa malas.

6.Memperbanyak kader
Dalam dakwah ini diperlukan sebuah organisasi agar kita bisa berbagi tugas karena mustahil kita bisa bergerak sendiri. Pekerjaan yang berat sekalipun kalau kita beramai-ramai mengerjakannya Insya allah akan terasa ringan. Mengajak orang-orang untuk berjalan seiring dengan misi kita tentu tidak semudah mengajak teman untuk diajak jalan-jalan ke mal, diajak untuk makan-makan karena jalan dakwah ini penuh dengan suka dan duka, Hanya orang-orang yang terbina yang bisa bertahan dalam mengarungi lautan dakwah.
Oleh sebab itu dakwah butuh kader yang terbina sebagai roda penggeraknya, kader yang terbina Insya Allah tidak akan mengenal lelah dalam mengembangkan misi dakwah. Apalagi melihat kompleksnya permasalahan dakwah sekarang, sehingga kader yang banyak dan berkualitas mutlak diperlukan. Kita perlu kader untuk membantu kita dalam berdakwah baik itu yang langsung tampil di depan atau pemain layar belakang dengan membantu tugas-tugas ummahat di rumah, membantu menjaga anaknya dsb, inilah gunanya ukhuwah dalam Islam yang dapat membantu tugas-tugas kita, seperti dalam surah Al-Maidah:2. Juga kader dibutuhkan sebagai generasi pelanjut perjuangan kita supaya misi dakwah ini berjalan terus.melanjutkan.
7.Mendelegasikan sebagian tugas rumah tangga kepada “Mesin”
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebagian besar manusia saat ini telah tergantung kepada “mesin”. Mesin-mesin telah masuk ke rumah- rumah kita, dan keberadaannya sangat membantu meringankan beban kita. Mesin adalah alat yang dapat mengerjakan tugas-tugas kita, sehingga kita dapat menghemat waktu dan tenaga, walau harus mengeluarkan tambahan biaya untuk pembelian, perawatan dan energinya.
Berbagai tugas kita telah dapat diambilalih oleh mesin. Mesin cuci dapat mencuci pakaian dengan cepat dan dapat pula mengeringkannya. Magic Jar dapat memasak nasi tanpa harus ditunggu dan dibolak-balik. Mesin Blender dapat menghaluskan bumbu-bumbu tanpa harus menumbuknya. Air panas dapat diambil kapan saja dengan bantuan mesin.
Namun pengadaan “mesin” harus benar-benar dipertimbangkan. Kita sudah benar-benar membutuhkannya demi efisiensi waktu dan tenaga. Kondisi “keuangan” kita harus sudah “siap”, baik dalam pembelian maupun untuk biaya operasionalnya. Karena jika kondisi keuangan kita belum siap dan kita memaksakan diri, maka akan timbul permasalahan baru yang mungkin lebih pelik lagi.
Gaya hidup “konsumtif” dan “serba beli” adalah sumber pemborosan yang utama. Sebesar apapun penghasilan suami, tidak akan mampu menabung jika gaya hidupnya adalah konsumtif dan serba beli. Padahal untuk pengadaan “mesin” membutuhkan dana ekstra, tentunya dari tabungan kita. Bagaimana jika tidak ada tabungan? Apakah kita akan mencari uang pinjaman kesana kemari? Ataukah kita akan melirik kepada “ bank-bank negeri atau swasta”? Ataukah kita akan terpaksa membeli mesin dengan sistem kredit yang kebanyakan “mencekik” kita?. Tentunya “menahan diri dan bersabar” lebih utama daripada harus mendapatkan masalah baru. “Berhemat tanpa konsumtif, masak sendiri tanpa serba beli” adalah cara jitu agar kita bisa menabung. Juga tidak ada larangan bagi kita membantu suami dengan mengelola bisnis-bisnis kecil di rumah, tentunya yang tidak sampai mengganggu aktivitas dakwah kita.
Beberapa kiat dalam pengadaan dan penggunaan mesin :
a.Pastikan bahwa kita sudah sangat butuh terhadap mesin tersebut.
b.Carilah informasi yang akurat terhadap produk mesin tersebut.
c.Ajaklah kerabat kita yang mempunyai keahlian dalam mesin tersebut untuk membantu memilihkan produk yang berkualitas.
d.Ikutilah aturan pemakaian mesin dengan sebaik-baiknya, agar mesin bisa awet dan tahan lama..
e.Jika ada kerusakan walau hanya sedikit, bersegeralah memanggil ahlinya.
Nah.., manakala sudah ada mesinnya tinggal dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya; semoga dapat mengambilalih beberapa pekerjaan kita. Sehingga kita bisa melaksanakan tugas-tugas rumah tangga tanpa harus mengurangi jatah waktu untuk berdakwah apatah lagi sampai meninggalkan arena dakwah.

Penutup
Kepada para da’iyah, renungkanlah, agar kita sukses di rumah kita juga sukses dalam dakwah-dakwah kita. Amin ya rabbal ‘alamin.

Langkah-langkah Mendirikan TK-TPA

LANGKAH-LANGKAH PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN TK-TPA
SEBUAH TINJAUAN PRAKTIS
Oleh
Dra. Sunarsih
A. Latar belakang
TK-TPA : Kemauan siapa ?
1. Da’i.
2. Masyarakat.
3. Sekolah.
4. Organisasi.
5. Person
Penjelasan :
1. Jika da’i sendiri yang mau, maka langkah awalnya sbb :
a. Mulailah dari keluarga: anak-anak, kemenakan, adik dll, usahakan paling sedikit 5 anak. Kemudian dikelola sebagaimana sistem TK-TPA .
b. Buat target-target yang akan dituju
2. Jika masyarakat, yang menghendaki , maka :
a. Tawarkan persyaratan-persyaratan (pengelolaan yang Anda miliki) dll, tidak bertentangan dengan Syar’i.
b. Gerakkan dan libatkan tokoh-tokoh masyarakat.
c. Siapkan sarana dan prasarana yang memadai.
d. Ajaklah masyarakat bermusyawarah dan bentuklah secara formal, hubungilah instansi terkait ( Imam desa, KUA, DEPAG, LP3Q DPP, dll ).
3. Sekolah.
a. Hubungilah guru-guru dan ajaklah kerjasama.
b. Mintalah fasilitas yang bisa dimanfaatkan.
c. Pilihlah metode yang sesuai.
d. Bentuklah secara formal.
4. Organisasi
a. Konsultasikan dulu dengan Pimpinan organisasi ( atasan ) minta pendapat dan pertimbangannya.
b. Berilah batasan sejauh mana bentuk kerjasama agar tidak terjadi tumpang tindih ( tabrakan) jadwal, komando, dan tujuan.

B. Perhatikan Sikon ( Situasi dan kondisi ).

1. Kuasai medan dakwah..
a. Daerah perkotaan.
- Pendidikan yang tinggi.
- Pegawai, pedagang, buruh , swasta.
- Fasilitasserba ada, ; media elektronik, a tau cetak.
- Berpengaruh terhadap akhlak; kasar, keras, suka membangkang, cepat pasrah/ menyerah.
b. Daerah pedesaan.
- Pendidikan yang rendah.
- Tani, peternak.
- Pekebun, nelayan.
- Fasilitas serba kurang.
- Berpengaruh terhadap akhlak; lembut, penurut, hormat dll.
Oleh karena itu, seorang Da’i harus pandai menempatkan dirinya, sekaligus mampu mencari solusi yang tepat dan cepat terhadap semua persoalan yang muncul.

2. Kuasai cara-cara pengelolaannya/ pendirian TK-TPA.
a. Bekalilah diri Anda dengan pengetahuan khusus ( Keahlian ) tentang TK-TPA. Misalnya kursus 1 bulan atau magang atau PPL ke TK-TPA yang sudah mapan, maju; studi banding tentang administrasi, aktivitas, pengelolaan dll.
b. Datalah santri yang ada ( minimal 10 santri ).
c. Carilah tenaga Pengajar ( dari elemen masyarakat yang mendukung ). Bentuklah kepengurusan, bekali mereka dengan pelatihan ( penataran ) ustadz/ah. Hubungi Tim Penatar LP3Q DPP atau Lembaga sejenisnya.
d. Setelah berjalan beberapa saat dan dipandang sudah layak diresmikan, maka kita buatkan acara peresmian ( bisa dirangkaikan dengan penamatan yang pertama / demo kemampuan santri) dan mengundang tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat setempat.
e. Bimbinglah dan arahkan menurut jalurnya masing-masing :
- Santri belajar sesuai dengan program, kurikulum; harian, pekanan, semester.
- Ustadz/ah atau pengerus, jalinlah kerjasama yang harmonis, rapat harian rutin, pendalaman materi klasikal/ privat, kajian Islam Intensif.
- Masyarakat/ orangtua santri :
i. Adakan pengajian POS ( persatuan orangtua santri )/ majlis taklim umum sekali sebulan.
ii. Bina kerjasama yang baik. Misalnya dengan pelayanan baca tulis Al Qur'an bagi orang dewasa ( Dirosa ).
iii. Tingkatkan silaturrohmi dengan orangtua santri atau anggota majlis taklim.
f. Tingkatkan dan galilah sumber dana, dengan cara :
i. Cari donatur tetap/ tidak tetap.
ii. SPP santri ( bisa beras, kelapa, coklat, jagung dll, nanti diuangkan.)
iii. Infaq harian santri/ orangtua santri.
iv. Depot TK-TPA.
v. Usaha-usaha lain ; kalender, stiker, baju seragam santri, bikin buku santri dll.
vi. Untuk perkotaan; libatkan para Pembina dalam Les privat baca tulis Al Qur'an dan sebagian uang tranfortnya disisihkan untuk TK-TPA.
g. Berilah tunjangan/ santunan kepada para Pembina menurut kadar kemampuan keuangan TK-TPA.

Selamat berjuang dan selamat mencoba
Jangan cepat putus asa dan menyerah
Insya Alloh akan berhasil
Tetapi harus bersabar

Manajemen dan Administrasi TK-TPA

Manajemen dan Administrasi TK-TPA
Oleh
Komari, S.Pd

A. Cakupan Bahasan
• Pendirian TK-TPA
• Struktur Organisasi
• Dana dan biaya
• Tata tertib Ustadz/ah
• Tata tertib Santri
• Penerimaan Santri Baru
• Sarana prasarana
• Administrasi Praktis.
B. Pendirian TK-TPA
Syarat pendirian
• Ada tempat belajar
• Ada Guru
• Ada Santri
Syarat Tambahan :
• Dana awal = sumber biaya.
• Ada lembaga pengelola
• Ada pemrakarsa
C. Langkah Pendirian TK-TPA
• Pembelajaran bisa dimulai, bila syarat-syarat di atas telah dipenuhi.
• Sosialisasi ke masyarakat
• Publikasi
• omunikasi ke tokoh
• Kirim surat ke aparat
• Peresmian
D. Struktur Organisasi TK-TPA
• Kepala TK-TPA
• Sekretaris
• Bendahara
• Wali Kelas
• Ustadz/ah
E. Dana dan Biaya
• Uang Pangkal
• Infaq bulanan
• Donatur
• Dewan Penyantun yang terstruktur sebagai penyokong dana
F. Tata Tertib Ustadz-Ustadzah
• Berpakaian muslim-muslimah
• Datang 10 menit sebelum jam masuk
• Laksanakan tugas dengan penuh ikhlas, kesadaran dan tanggung jawab
• Melaksanakan evaluasi
G. Tata Tertib Santri
• Pakaian seragam
• Datang 10 menit sebelum jam belajar
• Selama jam belajar, harus berada dalam lingkungan TK-TPA, kecuali izin dari Ustadz/ah
• Selalu menjaga kebersihan.
• Dilarang memakai perhiasan
• Membawa perlengkapan belajar
• Melunasi infaq bulanan dan pembayaran lainnya.
H. Penerimaan Santri Baru
• sebarkan brosur penerimaan santri baru
• pasang spanduk penerimaan santri baru
• siapkan formulir pendaftaran dan perlengkapan santri: buku iqra, kartu prestasi, kartu SPP, kartu prestasi hafalan, buku Rapor, alat tulis menulis dan baju seragam santri.
• Orangtua mengantar sendiri anaknya di hari pertama dan menyerahkan langsung kepada Ustadz/ah.
I. Sarana Dan Fasilitas
• Ruang belajar
• Meubelair : Meja kursi, bangku belajar, papan tulis, lemari, box dan lain-lain.
• Buku-buku :
• Blangko-blangko dan kartu :
• Alat Peraga :
• Alat BCM
J. Buku-buku
• Kemuridan
• Kurikulum
• Keuangan
• Pelengkap.
K. Blangko dan kartu-kartu
• Blangko kenaikan jilid
• Blangko ijazah
• Formulir pendaftaran
• Kartu Prestasi santri
• Kartu Infaq santri
L. Alat Peraga
• Poster-poster
• Huruf Hijaiyyah
• Aneka Puzzle huruf Hijaiyyah
M. Alat BCM
• Puzzle-puzzle
• Ular tangga Islam
• Nasyid-nasyid
• Buku-buku cerita Islami

Materi B3 : Bermain Bercerita dan Bernasyid

METODE PENGAJARAN B3 (BERMAIN, BERCERITA DAN BERNASYID)
DI TKA-TPA
Oleh : Dra. Sunarsih
(Praktisi TKA-TPA dan Penulis Buku-buku TKA-TPA)

A. Gambaran Umum tentang B3.
1. Latar Belakang B3.
- Munculnya gerakan TK-TPA pertama kali di AMM Yogyakarta. Kemudian gerakan ini menyebar ke seluruh pelosok Indonesia.
- Konsep dasar TK-TPA.
Taman : sesuatu yang indah, rapi, bersih, nyaman, dan menyenangkan. Determinasi pendidikan : Dasar, tujuan, pengajaran, administrasi, alat/ fasilitas.
2. B3 sangat dominan di TK-TPA, untuk memaksimalkan pencapaian tujuan kurikulum. Motto : Membentuk generasi Qur’ani menyongsong masa depan Gemilang.
3. Kapan B3 diterapkan ?
- saat privat atau klasikal.
- di ruangan atau di alam terbuka.
- untuk santri anak-anak atau santri dewasa.

B. Fungsi B3 secara umum.
1. Menarik perhatian santri.
2. meresapkan makna pelajaran
3. Membantu menghafal pelajaran dan bersosialisasi.
4. Membangkitkan emosi dan perasaan.
5. Mendorong pelaksanaan.
6. Memperkokoh ingatan.
7. Alat evaluasi.
8. Melatih berbahasa, ketrampilan dan kecakapan.
9. Menciptakan suasana yang agamis.
10. Menggiring kepada sikap taqwa ( patuh pada peraturan ).

C. Syarat B3 yang sesuai di TK-TPA.
1. Sesuai dengan kesenangan anak.
2. Sesuai dengan kebutuhan belajar.
3. Melibatkan beberapa / semua santri.
4. Berisi nilsi-nilsi kreatifitas dan kecerdasan berfikir.
5. Berisi nilai-nilai Islami ( Al Qur'an, As-Sunnah, buku-buku dan kisah-kisah ).




D. Bermain.
1. Bermain artinya melakukan sesuatu kegiatan untuk bersenang-senang.
2. Bermain termasuk kegiatan rekreasi yang berarti mencipta kembali kesegaran jasmani dan rohani, dari rasa letih; sebagai akibat aktifitas rutin.
3. Syarat-syarat permainan yang baik :
- Mudah dibongkar pasang.
- Dapat mengembang daya fantasi.
- Tidak berbahaya bagi fisik dan jiwa santri.
- Bersifat mendidik dan Islamy.
E. Bercerita
1. Cerita adalah bentangan tuturan yang menggambarkan bagaimana terrjadinya suatu hal, peristiwa dan lain-lain. Sedangkan menurut Al Qur'an sama dengan kisah-kisah ( QS. Al Qoshosh : 28 ).
2. Cara menyusun cerita yang baik.
a. pilih dan kuasai materi
b. Siapkan sumber-sumber yang ada
c. Libatkan tokoh-tokohnya
d. Susun intonasi yang sesuai dengan tokoh.
e. Susun secara sistematis: pembukaan, perkembangan, klimak dan penyelesaian.
3. Bentuk- bentuk cerita, ada 3 yaitu :
a. Cerita biasa ( tanpa alat )
b. Cerita slide
c. Cerita bergambar.
F. Bernasyid
1. Nasyid berasal dari kata النسيدة yang artinya nyanyian., lagu atau tarik suara. Nasyid adalah suatu bentuk ungkapan pikiran atau perasaan melalui nada kata, berwawasan cita rasa keindahan dan estetika.

2. Cara mengajarkan nasyid.
a. pilihkan lagu yang cocok dengan pokok bahasan ( kurikulum dan situasi kondisi ).
b. Guru menyajikan lagu minimal tiga kali, baris ke baris kemudian ke bait.
c. Guru bersama-sama menyanyikan lagu tersebut berulang-ulang.
d. Santri dibagi beberapa kelompok dan setiap kelompok menyanyikan lagu secara bergiliran.
e. Lagu tersebut dinyanyikan oleh kelompok yang lebih kecil.
f. Pilihlah beberapa santri untuk menyanyikan lagu satu per satu.
g. Menyanyikan lagu secara bersama-sama.

3. Contoh-contoh B3.
a. bermain tutup mata.
b. Rukun Islam – rukun Iman.
c. Tepuk Islam.
d. Nama-nama surah.

Ringkasan Kurikulum TKA-TPA Wahdah Islamiyah 2009

PANDUAN KURIKULUM TK - TPA TAHUN 2009

Standar LP3Q Wahdah Islamiyah

Oleh: Komari, S.Pd

(Ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah)

Rujukan utama

Mengapa buku itu dipakai rujukan ?

Meniru, mencontoh, mengikuti jalan orang yang telah “berhasil “mengkawal pengajaran Al Qur’an adalah jauh lebih mudah daripada harus mencari-cari sendiri format yang Ideal dan bagus, yang belum tentu berhasil

KENAPA KITA HARUS BELAJAR KURIKULUM ?

Apakah tidak cukup yang penting mengaji

Kenapa kita harus susah-susah,yang kurikulum segala !

Orang mau mengajar di TK-TPA saja sudah untung

Apatah lagi, berapa sih besarnya gaji mengajar di TK-TPA ? Mana lebih besar dengan gaji PNS, Pegawai swasta atau pegawai Bank ?

Jawabnya :

Mengajar di TK-TPA adalah :

- Ibadah

- Pengabdian

- Perjuangan

- Berdakwah

Penghargaan dari manusia itu perlu, tapi jika tidak ada cukuplah Alloh swt.dengan Surga-Nya sebagai balasan kita

Kurikulum sangat perlu dipelajari, dipahami dan diterapkan di TK-TPA

Karena :

1. Dalam dakwah, tidak boleh dikerjakan ala kadarnya, asal-asalan; yang penting jalan

2. Alloh swt mencintai orang yang berjuang di jalan-Nya seperti bangunan yang kokoh

3. Kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dengan baik

APA CAKUPAN KURIKULUM TK-TPA 2009 DALAM PENATARAN INI ?

1. Tujuan TK-TPA

2. Pengelolaan Pengajaran TK-TPA

3. Langkah-langkah Persiapan dan Pelaksanaan KBM

4. Kalender Pendidikan

5. Evaluasi

Tujuan TK-TPA / Visi TK-TPA

Tercermin dalam motto “ Menyiapkan generasi Qur’ani menyongsong masa depan gemilang”

Generasi Qur’ani adalah

generasi yang beriman dan bertaqwa,

yang menjadikan Al qur’an sebagai bacaan utama dan pedoman hidupnya,

Yang berakhlaq mulia, cerdas, terampil, shat, punya rasa tanggung jawab moral dan sosial,

yang mampu menerjemahkan pesan-pesan Al qur’an dalam pentas kehidupan masa kini,

dalam rangka mengembangkan misi “ rahmatan lil’alamin”, di tengah-tengah kemajuan teknologi.

Tujuan Pengajaran TKA.

Santri diharapkan dapat :

Mengagumi dan mencintai Al Qur'an sebagai bacaan istimewa dan utama.

Membaca Al Qur'an dengan lancar dan menjadi kebiasaan sehari-hari yang disenangi.

Mengerjakan sholat 5 waktu dengan cara yang benar.

Menguasai hafalan sejumlah surat pendek dan do’a harian.

Berprilaku baik sesuai dengan tuntunan Islam.

Menguasai dasar-dasar kaidah penulisan huruf Arab yang benar.

Tujuan Pengajaran TPA

Santri diharapkan dapat :

- Mengagumi dan mencintai Al Qur'an sebagai bacaan istimewa dan utama.

Membaca Al Qur'an dengan lancar dan fasih serta memahami hukum-hukum bacaan berdasarkan Ilmu Tajwid.

Mengerjakan sholat 5 waktu dengan tata cara yang benar dan menyadarinya sebagai kewajiban sehari-hari.

Hafal sejumlah surat pendek, ayat pilihan dan do’a harian.

Berprilaku sosial yang baik sesuai dengan tuntunan Islam dan pengamalan pendidikannya.

Menulis huruf Arab dengan baik dan benar.

PERBEDAAN SANTRI TKA DAN TPA

Santri TKA adalah anak berusia 4-6 tahun.

Santri TPA adalah anak berusia 7-12 tahun.

Apa sebabnya santri-santri ini dibedakan ?

Sebab : adanya perbedaan fisik dan psikis sehingga daya nalar dan daya serap terhadap pelajaran berbeda.

Pengelolaan Pengajaran TK-TPA.

GBPP TKA terpisah dari GBPP TPA walaupun be rada dalam satu unit lembaga dan bukan merupakan penjenjangan.

TKA terbagi dalam Paket A dan Paket B. Begitu juga dengan TPA. Tia-tiap paket terdiri dari materi pokok dan materi penunjang.

Masa belajar tiap paket adalah 1 tahun, jadi lama belajar TKA adalah 2 tahun, begitu juga dengan TPA. Tiap paket terbagi dalam 2 semester.

Alokasi waktu KBM harian sbb :

- TKA : 5-6 kali masuk belajar tiap pekan.

- TPA : 3-4 atau 5-6 kali masuk belajar tiap pekan.

- Jam efektif belajar adalah 90 menit bagi yang 5-6 kali belajar ; dan 120 menit bagi yang 3-4 kali belajar

Bahan pengajaran TKA.


TKA PAKET A

TKA PAKET B.

Materi pokok :

Bacaan Iqro’

Hafalan bacaan sholat

Hafalan 9 surat pendek (An Nas-Al Fiil)

Latihan praktik sholat

Materi Penunjang :

Do’a dan adab harian : 12 do’a dan adab

Tahsinul kitabah

Materi pokok :

Tadarrus Al Qur'an

Hafalan bacaan sholat

Hafalan 4 surat pendek (Al Humazah-Al takatsur)

Amalan ibadah sholat

Materi Penunjang :

12 Do’a dan adab harian.

Tahsinul kitabah.

TPA PAKET A

TPA PAKET B.

Materi pokok :

Bacaan Iqro’

Hafalan bacaan sholat

Hafalan 22 surat pendek (An Nas-Adh Dhuha)

Latihan praktik sholat

Materi Penunjang :

Do’a dan adab harian : 22 do’a dan adab

Tahsinul kitabah

Materi pokok :

Tadarrus Al Qur'an

Ilmu Tajwid

Hafalan ayat pilihan

Amalan ibadah sholat

Materi Penunjang :

Dinul Islam

Tahsinul kitabah

Muatan lokal

PENGEMBANGAN

TPA paket B

11-12 TAHUN

Apa landasan pengembangan ini ?

Perda No.4 Tahun 2006 tentang Pengajaran Al Qur’an pada siswa SD/MI – SMP/MTs di Sulawesi Selatan

Sebagian besar santri TK-TPA adalah siswa SD/MI

Diharapkan program TK-TPA bisa seiring dengan Perda No.4 Th. 2006 ini

TARGET KURIKULUM
BTA SD/MI (h.v)

1. Mampu baca Al Qur’an sesuai kaidah tajwid praktis

2.Mampu menulis lafadz-lafadz Al Qur’an

3. Hafal Juz 30 / juz ‘Amma.

Buku-buku Pendukung
TK-TP Al Qur’an

Materi Hafalan Santri dan Terjemahannya

Buku ini merupakan buku wajib bagi santri

Berisi : Do’a harian dan adab, bacaan sholat, surah-surah pendek, ayat-ayat pilihan dan program pengajaran TK-TPA tiap semester

Buku telah diperiksa oleh Ustadz alumni Universitas Islam Madinah Al Munawwarah Arab Saudi jurusan Ilmu Hadits

SERI MUATAN LOKAL TK-TPA

Muatan lokal diajarkan di TPA paket B

Bertujuan memberikan dasar-dasar ilmu keislaman

Pemberian materi ini disesuaikan dengan kemampuan Ustadz/ah

Seri Muatan lokal telah diperiksa pula oleh para Ustadz alumni Universitas Islam Madinah Al Munawwarah Arab Saudi

Akhlak Anak Islam, berisi panduan singkat tentang akhlak harian ( lanjutan adab harian ) yaitu hubungan manusia dengan Alloh swt, Rosululloh saw, Al Qur’an, manusia lain, binatang dan tumbuhan.

AKIDAH ISLAM DAN ULUMUL QUR’AN

Akidah Islam , berisi penjelasan singkat tentang rukun Iman

Ulumul Qur’an, berisi paparan kandungan dan sejarah singkat Al Qur’an

SIROH NABAWI DAN IBADAH PRAKTIS

Siroh Nabawi, berisi sejarah singkat Rasululloh saw mulai lahir sampai Beliau wafat

Ibadah Praktis, berisi penjelasan singkat tentang Thoharoh , sholat, puasa, zakat dan haji

Langkah-langkah Persiapan dan Pelaksanaan KBM.

1. Persiapan KBM

2. Pengelolaan Kelas

3. Kegiatan Pembukaan

4. Kegiatan Inti.

5. Kegiatan Penutup.

Persiapan KBM.
Tertulis: Buku program tahunan, bulanan, pekanan, harian.

Tak tertulis :

- lahiriah/ fisik : penampilan dan pakaian.

- Bathiniah : siap mental hadapi ulah santri, terlebih saat sibuk, lelah. Lapar, ngantuk atau kurang sehat atau pas ada masalah.

Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah pengaturan sebelum kegiatan pembukaan.

Pengaturannya disesuaikan dengan jumlah santri, kondisi dan posisi tempat , sarana yang ada, jadwal kegiatan harian dan lain-lain

Secara umum pengaturannya sbb :

-Tempatnya di masjid : waktu belajar mengiringi waktu sholat berjama’ah.

-Tempatnya rumah/ gedung : santri dibawa ke masjid sebelum / sesudah belajar.

Sebelum masuk ke ruang belajar, dilaksanakan upacara baris-berbaris yang dipimpin oleh Ketua kelas , kemudian masuk ke kelas masing-masing.

Bagi santri TK-TPA dibentuk regu kerja/ piket kebersihan untuk melatih kepemimpinan dan tanggung jawab.

Kegiatan Pembukaan.
Disebut juga klasikal awal, dipimpin oleh seorang guru dan dibantu oleh guru privat yang menenangkan suasana kelas

Waktunya 20-30 menit.

Materinya : Do’a pembuka, materi tambahan yang sesuai dengan PKH.

Kegiatan Inti.

Terdiri dari 2 tahap yaitu yaitu kegiatan klasikal kelompok dan privat, waktunya 50-60 Menit tiap pertemuan

Klasikal kelompok :

1. Terdiri 6-10 santri ( paket A. ) tiap ustadz/ah/ kelompok

2. Terdiri 6-12 santri ( paket B.) tiap ustadz/ah/ kelompok

3. Materi : Hafalan/ do’a harian, tahsinul kitabah/ Iqro’, tadarrus

Privat : Bimbingan individu/ materi iqro’/ tadarrus/ tahsinul kitabah.

Kegiatan Penutup

Waktu : 10-15 menit

Merupakan kegiatan penyegaran, bisa diisi dengan BCM

Semua kelas bisa digabung menjadi satu

Diakhiri dengan do’a penutup

Keluar kelas dengan tertib, santriwan jabat tangan dengan Ustadz ; santriwati jabat tangan dengan Ustadzah

Tetap perhatikan waktu pulang, jangan molor

Kalender Pendidikan

Penerimaan Santri baru :

Secara resmi berlangsung mulai Mei – Juni tiap tahun ajaran, tetapi bisa setiap saat untuk menyalurkan minat orangtua, yang disesuaikan dengan kemampuan unit TK-TPA, daya tampung kelas dan kesiapan Ustadz/ah.

Langkah-langkah persiapan :

1. sebarkan brosur penerimaan santri baru

2. pasang spanduk penerimaan santri baru

3. siapkan formulir pendaftaran dan perlengkapan santri: buku iqra, kartu prestasi, kartu SPP, kartu prestasi hafalan, buku Rapor, alat tulis menulis dan baju seragam santri.

4. Orangtua mengantar sendiri anaknya di hari pertama dan menyerahka langsung kepada Ustadz/ah.

KBM di bulan Romadhon.:
1. Hari efektif belajar : 15-20 hari

2. Isi kegiatan dan materi pengajaran disesuaikan dengan paket ibadah puasa, buka puasa bersama, tarwih keliling, penanganan zakat fitrah santri, kunjungan ke panti asuhan dan lain-lain.

Hari libur santri.:
1. Libur pekanan tiap hari Jum’at. ( disesuaikan)

2. Libur semester/ akhir tahun ( bersama-an dengan liburnya anak sekolah)

3. Libur awal puasa

4. Libur sekitar lebaran.

Evaluasi

Evaluasi adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang perkembangan, perubahan-perubahan dan kemajuan santri.

Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, bersifat menyeluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Alat evaluasi :

1. Tes Tertulis.

2. Tes Lisan.

3. Tes perbuatan.

TES TERTULIS

- Diperuntukkan bagi santri TPA karena sudah bisa menulis dan berbahasa .

- Tes formatif/ harian, tes semester, tes akhir/ munaqosah.

- Tahsinul kitabah, Dinul Islam, muatan lokal, adab harian

TES LISAN

Bagi santri TK maupun TPA.

- Bacaan Iqro’, tadarrus, materi hafalan, ilmu tajwid, dinul Islam.

- Harus disesuaikan dengan Program pengajaran, yang dibantu dengan data prestasi ke naikan jilid Iqro;, data prestasi tadarrus, data prestasi ilmu tajwid

Tiap santri dicek/diperdengarkan bacaan atau hafalannya, Penguji memberikan nilainya.

TES PERBUATAN

Untuk mengetahui ketrampilan santri

Praktik wudhu, sholat, menulis, menggambar atau ketrampilan lainnya ( sesuai materi yang ditetapkan).

Pelaksanaan Evaluasi :

Tiap pekan = cek hafalan

Tiap akhir semester = Ujian semester, dilaksanakan setelah ujian di sekolah selesai.

Ujian Munaqosah = ujian akhir, bagi santri yg telah selesaikan program. Baginya diberikan ijazah/ sertifikat dalam acara Wisuda/Kenaikan Tingkat

Hasil evaluasi

Hasil evaluasi ditulis dalam buku Raport Santri.

Raport dibagikan kepada santri dalam acara tertentu ( seperti POS) yang dihadiri orangtua. Santri yang berprestasi akan diberikan hadiah dari TK-TPA atau dimintakan orangtua.

DIRASAH ORANG DEWASA
( DIROSA )

Panduan belajar membaca Al Qur’an bagi remaja dan orangtua

Merupakan perpaduan antara pengajaran Al Qur’an dan pengajaran dasar-dasar ilmu keislaman

URGENSI PENGAJARAN AL QUR’AN

Al Qur’an adalah kitab suci, pedoman dan tuntunan, menjadi ibadah bagi Pembacanya

Dakwah Al Qur’an adalah dakwah yang utama, menjadi pondasi bagi dakwah selanjutnya

Dakwah Al Qur’an diterima oleh semua lapisan masyarakat.

Banyak kaum Muslimin tidak mampu membaca Al Qur’an ( anak-anak sampai orangtua ) sehingga malu untuk ibadah, malu ke masjid, malu sholat dan lain-lain. Menjadi penghalang utama ibadah.

JADI ….. !

Jangan puas dengan hanya TK-TPA saja

Mulailah lirik para orangtua santri, karena mereka masih banyak yang buta huruf Al Qur’an

Begitu pula para kakak santri

Terakhir : Kami titipkan Ummat ini kepada Anda Semua para Ustadz/ Ustadzah

Anda adalah pejuang, yang selalu siap mengorbankan ; tenaga, fikiran, waktu bahkan harta

Yang siap menerima setiap resiko perjuangan

Anda harus sabar, ulet, telaten, kreatif, dan pantang menyerah

Bergembiralah Anda, Alloh swt menyiapkan nikmat yang banyak di dunia dan di akherat berupa surga yang luasnya seluas langit dan bumi

Kelas VIII: Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras

Pengikut